Pertama di Bangladesh, Seorang Transgender Dipekerjakan Stasiun TV Sebagai Presenter Berita
Kompas dunia | 9 Maret 2021, 23:39 WIBTashnuva kemudian pindah dari rumah keluarga di daerah pesisir selatan ke ibukota untuk hidup sendiri, dimana dirinya menjalani terapi hormone, bekerja untuk LSM dan berakting bersama kelompok teater local.
Januari lalu dia mulai belajar kesehatan masyarakat di Universitas Dhaka yang saat ini masih dia teruskan sambil bekerja di stasiun TV tersebut.
Bangladesh secara resmi dilaporkan memiliki sekitar 10,000 orang transgender, namun aktivis mengatakan jumlah itu sebenarnya lebih besar lagi.
Kelompok LGBT di Bangladesh menghadapi isolasi sosial, pelecehan seksual dan berbagai bentuk pelecehan lain.
Mencari pekerjaan sangat sulit bagi kaum transgender di Bangladesh, sehingga banyak yang berakhir mengemis atau melacurkan diri.
Baca Juga: Kisah Pasangan Transgender yang Memiliki Anak Biologis: Ingin Punya Anak Lagi
Sejak 2013 pemerintahan Bangladesh dibawah Sheikh Hasina mengijinkan transgender untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai gender terpisah serta mendapat hak untuk ikut pemilu.
Perubahan di Bangladesh saat ini makin terlihat.
Bulan November lalu, sebuah LSM membuka sekolah Islam pertama untuk komunitas transgender.
Boishakhi TV menyatakan, mereka ingin menjadi bagian dari perubahan dan akan mengontrak seorang transgender kedua di bagian drama.
“Perdana menteri kami sudah banyak mengambil langkah bagi kaum transgender. Terdorong oleh hal tersebut kami mengontrak dua orang transgender dan kami ingin perilaku masyarakat bisa berubah dengan upaya kami ini,” tutur Tipu Alam Milon, wakil direktur pelaksana stasiun TV tersebut.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV