Korban Meninggal Akibat Covid-19 di Italia Tembus 100.000 Jiwa, 2.5 Juta Orang Pulih
Kompas dunia | 9 Maret 2021, 21:37 WIBROMA, KOMPAS.TV - Jumlah kematian akibat virus corona di Italia menembus angka 100.000, demikian disampaikan kementerian kesehatan negara itu pada Senin (08/03/2021). Angka tersebut merupakan tonggak suram terbaru bagi negara Barat pertama yang dilanda pandemi itu
Seperti dilansir Xinhua, Selasa (09/03/2021), dengan total 100.103 kematian terkait virus corona hingga Senin, Italia menjadi negara Eropa kedua yang memiliki kasus kematian melampaui 100.000 jiwa setelah Inggris, dan yang pertama di Uni Eropa.
Menurut sejumlah laporan media, secara internasional, hanya lima negara, yakni Amerika Serikat, Brasil, Meksiko, India dan Inggris, yang kehilangan lebih banyak nyawa akibat pandemi tersebut.
Sementara itu menurut pantauan Johns Hopkins, hingga Selasa, (09/03/2021), sudah 2,5 juta warga Italia pulih dari infeksi Covid-19.
Baca Juga: Ikuti Prancis dan Jerman, Italia Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca Untuk Lansia diatas 65 tahun
Angka kematian suram tersebut dicapai hanya tiga hari setelah negara itu melampaui 3 juta kasus resmi Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, dan dua hari sebelum peringatan satu tahun dari tanggal ketika Italia menjadi negara pertama yang mengeluarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) nasional dalam upaya memperlambat penyebaran virus.
Hingga Senin, sedikitnya 333 dokter di Italia meninggal akibat Covid-19.
Wilayah utara negara tersebut, tempat wabah virus corona di Italia mulai merebak, masih menjadi yang paling terdampak, khususnya Lombardia, wilayah yang mencakup ibu kota keuangan Italia, Milan.
Baca Juga: Italia Blokir Pengiriman Vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Australia, Ini Sebabnya
Menjadi rumah bagi sekitar seperenam populasi Italia yang berjumlah lebih dari 60 juta, Lombardia menyumbang sekitar 21 persen total kasus yang tercatat di negara tersebut dan 29 persen kematian yang disebabkan oleh Covid-19.
Sementara itu hari ini, Italia menaikkan batas usia untuk penggunaan vaksin Covid-19 produksi perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford pada Senin (08/03/2021), menyusul langkah serupa yang diambil oleh Prancis dan Jerman beberapa hari terakhir ini, demikian dilansir Xinhua, Selasa (09/03/2021).
Awal Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan vaksin tersebut tampaknya aman bahkan untuk kelompok lanjut usia. Namun, negara-negara tidak segera mengikuti saran WHO.
Saat pertama kali dirilis, penelitian menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca hanya direkomendasikan untuk kelompok usia di bawah 65 tahun.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV