> >

Inggris Akan Teliti Efikasi Vaksin Covid-19 Pada Orang Dengan Imunitas Rendah

Kompas dunia | 4 Maret 2021, 22:34 WIB
Seorang tenaga kesehatan menyuntikkan satu dosis vaksin Covid-19 Sinopharm China kepada seorang penerima di Rommani, Maroko, pada 3 Maret 2021. (Sumber: Xinhua/Chadi)

LONDON, KOMPAS.TV - Sebuah studi baru akan diluncurkan di Inggris untuk meneliti efikasi dari vaksin COVID-19 pada orang dengan kekebalan rendah karena masalah kesehatan, termasuk kanker, demikian dilaporkan media lokal pada Rabu (03/03/2021).

Dalam studi Octave seperti dilansir BBC, Rabu (03/03/2021), hingga 5.000 pasien dengan kekebalan rendah dari seluruh Inggris akan divaksinasi sebagai bagian dari peluncuran vaksinasi massal negara itu, lapor BBC.

"Kita sangat perlu memahami apakah populasi pasien pengidap penyakit kronis seperti kanker, radang sendi, serta penyakit ginjal dan hati, kemungkinan terlindungi dengan baik oleh vaksin Covid-19 saat ini," kata ketua peneliti Iain McInnes, dari Universitas Glasgow, dalam pernyataannya.

"Studi Octave ini akan memberi kami data baru yang sangat berharga untuk membantu menjawab pertanyaan semacam ini dari pasien dan keluarga mereka," katanya.

Sejumlah percobaan dan data real-life menunjukkan vaksin Covid-19 saat ini bekerja dengan baik pada mayoritas orang dewasa, termasuk orang lanjut usia, tetapi bukti masih sedikit tentang efikasi pada pasien pengidap kelainan imun.

Baca Juga: Indonesia Bakal Kedatangan 4,6 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Kali Ini Produksi AstraZeneca Inggris

Seorang perawat menyiapkan satu dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dalam kampanye vaksinasi untuk melawan penyebaran COVID-19 di Pusat Kesehatan di Alfortville, dekat Paris, Prancis, pada 8 Januari 2021. (Sumber: Xinhua/Aurelien Morissard)

Lebih dari 20,4 juta orang di Inggris telah mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19, menurut angka resmi terbaru.

Saat ini, Inggris memberlakukan karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga sejak pandemi merebak di negara tersebut. Langkah pembatasan serupa juga diterapkan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Pada 22 Februari, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan "peta jalan" yang telah lama dinantikan untuk mengakhiri lockdown.

Sekolah-sekolah di Inggris akan dibuka kembali mulai 8 Maret sebagai bagian pertama dari rencana yang terdiri dari empat langkah itu, yang menurut Johnson dirancang untuk "berhati-hati namun tidak dapat diubah kembali.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU