Duh, 900 Sapi Eskpor Hidup Harus Dibantai Karena Dinilai Tak Sehat Setelah Berlayar Selama 2 Bulan
Kompas dunia | 28 Februari 2021, 23:09 WIBMADRID, KOMPAS.TV – Sebanyak hampir 900 sapi yang berada dalam sebuah kapal yang berlayar di Laut Mediterania selama 2 bulan akan dikorbankan, setelah sejumlah dokter hewan menilai mereka tak lagi layak untuk diekspor. Demikian pernyataan pihak berwenang Spanyol seperti dilansir dari Associated Press, Minggu (28/2).
Sebanyak 895 ekor sapi ini berada dalam sebuah kapal kargo bernama Karim Allah yang lepas sauh dari pelabuhan Cartagena di tenggara Spanyol pada 18 Desember 2020 silam untuk diekspor ke Turki. Namun, pihak berwenang pelabuhan Turki menolak bongkar muat ratusan sapi ini lantaran mencurigai kondisi kesehatan sapi-sapi yang telah berada di laut selama lebih dari 2 bulan.
Baca Juga: Peneliti Ciptakan Steak Sapi Pertama Dunia Buatan Laboratorium, Daging Asli Bukan Dari Toko Daging
Kapal kargo Karim Allah sempat melakukan upaya kedua untuk menurunkan sapi-sapi ini di Libya. Namun, ratusan sapi-sapi ini ditolak masuk ke Libya lantaran mengidap penyakit lidah biru, seperti dikutip dari laman Eurogroup for Animals yang memperjuangkan kesejahteraan hewan.
Setelah upaya menurunkan sapi-sapi di Libya gagal, kapal kargo Karim Allah kembali ke Cartagena. Pihak pelabuhan Cartagena memerintahkan kapal untuk bersandar pada Kamis (25/2) lalu.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Blak-Blakan Ungkap Keanehan Perdagangan Impor Daging Sapi dan Garam
Namun, setelah pemeriksaan resmi oleh sejumlah dokter hewan pemerintah dilakukan, sapi-sapi ini dinilai tak layak untuk diangkut ke negara lain atau bahkan untuk kembali ke Spanyol. Menteri Pertanian Spanyol menyatakan, sapi-sapi ini harus dikorbankan.
Kementerian Pertanian Spanyol menambahkan, sapi-sapi tersebut memiliki dokumen kesehatan yang sah saat meninggalkan Spanyol.
Baca Juga: Sapi Limosin di Inggris Tembus Harga Jual Termahal Rp 5 Miliar
Kelompok Eurogroup for Animals mengecam rencana pembantaian sapi-sapi tersebut. “Ini adalah salah satu peringatan untuk segera mengakhiri ekspor hewan ternak hidup,” demikian pernyataan kelompok hak asasi hewan tersebut.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV