> >

Pulau Apung Sampah di Bosnia Bahayakan Lingkungan dan Manusia di Negara-Negara Balkan

Kompas dunia | 25 Februari 2021, 06:00 WIB
Timbunan sampah memenuhi Sungai Drina yang dibendung di dekat Visegrad, Bosnia timur, Rabu (24/2). (Sumber: AP Photo / Kemal Softic)

VISEGRAD, KOMPAS.TV – Para aktivis lingkungan Bosnia memperingatkan akan bahaya berton-ton sampah yang mengapung di sungai-sungai negara Balkan yang mengancam ekosistem lokal dan kesehatan manusia.

Selama beberapa pekan terakhir, Sungai Drina yang berlokasi di perbatasan antara Bosnia dan Serbia telah dipenuhi sampah. Kecepatan penumpukan sampah terbilang jauh lebih cepat ketimbang kemampuan pihak berwenang membersihkannya.

Musim dingin yang basah selama beberapa minggu belakangan membuat Sungai Drina meluap dan menarik beraneka sampah seperti botol plastik, tong-tong berkarat, ban-ban bekas, perabotan tua dan sampah lainnya di pinggiran sungai ke dalam aliran sungai.  

Baca Juga: Untuk Bersihkan Sampah di Luar Angkasa, Tiongkok Kembangkan Robot Tentakel

Dekat kota Visegrad di timur Bosnia, pulau-pulau mengapung yang terbentuk dari timbunan sampah ini terlihat memenuhi aliran sungai yang dibendung untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik tenaga air setempat.

Menurut para aktivis lingkungan, sampah memenuhi aliran sungai Drina beberapa kilometer ke hulu dan ke hilir.

“Ini masalah lingkungan dalam skala besar,” ujar Dejan Furtula dari kelompok lingkungan Eko Centar Visegrad. “Saya memanggil seluruh lembaga dan semua orang yang bisa membantu untuk bergabung dalam proses pembersihan sampak.”

Baca Juga: Sampah Plastik Disulap Menjadi Paving Block dan Pot Cantik

Otoritas setempat telah mengupayakan pembersihan sampah, namun timbunan sampah tetap saja mengalir dari bagian hulu dan anak-anak sungai Drina di Serbisa dan Montenegro. Timbunan sampah ini berakhir di bendungan Visegrad. Sungai Drina sepanjang 346 kilometer kemudian akan mengalir ke Sungai Sava.

Furtula mengatakan, plastik mikro dan racun yang berasal dari sampah akan mempengaruhi rantai makanan dan pada akhirnya mengancam kehidupan liar dan manusia.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU