Ritual Santet dan Kutukan Mulai Digunakan Pengunjuk Rasa Anti Militer Myanmar di Kota Kuno Bagan
Kompas dunia | 19 Februari 2021, 05:05 WIBBAGAN-MYANMAR, KOMPAS.TV - Ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta berkumpul dalam sebuah acara ritual di kota kuno Bagan pada hari Kamis, (18/02/2021) untuk memohon kepada kekuatan yang lebih tinggi dalam pertempuran mereka melawan militer Myanmar.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis, (18/02/2021), penentang kudeta militer berbondong-bondong ke kuil abad ke-13 di situs kuno kota Bagan untuk mengutuk orang yang memimpin penggulingan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada 1 Februari: Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Pengunjuk rasa di Myanmar mengupload di Facebook jalannya unjuk rasa yang dilaksanakan di kota kuno Myanmar tersebut, seperti
Membawa baskom-baskom berisi sesajen buah-buahan dan benda lain, serta patung anyaman hijau kecil yang menyerupai tentara, para peserta berdiri dengan hormat saat mantra-mantra dan sederet rapalan dibacakan menggunakan pengeras suara.
"Kudeta militer itu ilegal. Alasan mereka adalah kebohongan. Saya mengatakan yang sebenarnya," kata pemimpin ritual upacara tersebut.
"Kami berharap orang yang bertanggung jawab atas kudeta itu runtuh dan mati dalam penderitaan yang luar biasa!" ujarnya, merujuk pada Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Ritual itu kemudian berakhir saat mereka yang hadir menginjak-injak patung-patung kecil berwarna hijau itu di tanah.
Lokasi kutukan telah mereka pilih dengan cermat, yaitu di kuil Htilominlo, yang dikaitkan dengan para pemimpin nasional selama berabad-abad.
Min Aung Hlaing sendiri dilaporkan pergi ke kuil itu setahun yang lalu, untuk mencari berkah.
Baca Juga: Militer Myanmar Hendak Sahkan RUU Keamanan Siber, Masyarakat Sipil Protes
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV