Israel Akhirnya Izinkan Vaksin Covid-19 Sputnik V Bantuan Vladimir Putin Masuk Jalur Gaza Palestina
Kompas dunia | 18 Februari 2021, 00:53 WIBKOTA GAZA, KOMPAS.TV – Pemerintah Pendudukan Israel akhirnya memberi izin kepada Otoritas Palestina memasukkan pengiriman pertama vaksin Covid-19 ke Jalur Gaza, demikian dilansir Associated Press, Rabu (17/02/2021)
Izin itu terbit ditengah keberatan sekelompok anggota parlemen Israel yang ingin vaksin Covid-19 itu dijadikan senjata untuk membebaskan warga Israel yang ditahan oleh kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Israel beberapa waktu terakhir dihujani kecaman pedas dunia internasional karena mengabaikan vaksinasi Covid-19 bagi warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Selain itu Israel dengan sengaja menahan vaksin Covid-19 Sputnik V sumbangan pribadi presiden Rusia Vladimir Putin dengan alasan harus menjawab pertanyaan sejumlah anggota parlemen Israel sebelum memberi persetujuan vaksin Covid-19 itu bisa masuk ke Gaza.
Baca Juga: Palestina Minta Dunia dan WHO Tekan Israel Izinkan Vaksin Covid-19 Masuk Ke Gaza
Peristiwa ini membuka mata dunia tentang tertindasnya Palestina saat mereka berupaya menghadang pandemic Covid-19, dan menjadi contoh nyata tidak setaranya kesempatan setiap negara untuk mendapatkan vaksin.
Gelombang pertama vaksin Covid-19 itu akhirnya tiba hari Rabu, (17/02/2021) tengah hari di pos pemeriksaan Kerem Shalom, Gaza.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila mengatakan, gelombang pertama vaksin Sputnik V itu berjumlah 2.000 dosis, cukup untuk suntikan lengkap bagi 1.000 orang di wilayah pendudukan yang berisi hingga 2 juta warga Palestina.
Gaza telah diblokade Israel dan Mesir sejak Hamas, sebuah kelompok militan Islam, merebut kekuasaan dari pasukan kelompok Fatah pada tahun 2007.
Baca Juga: Palestina: Israel Blokir Pengiriman Vaksin Covid-19 ke Gaza
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lebih dari 53.000 kasus positif Covid-19 dan setidaknya 538 kematian sejak dimulainya pandemi, sementara pihak berwenang di Gaza dilaporkan enggan melakukan pembatasan ketat dan karantina wilayah karena wilayah itu sudah terperosok terlalu dalam pada kemelaratan.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV