Tim WHO: Soal Covid-19 di Wuhan, China Bohongi Dunia
Kompas dunia | 16 Februari 2021, 19:36 WIBJENEWA, KOMPAS.TV – Badan Kesehatan Dunia WHO menuding pemerintah China membohongi publik dunia soal pandemi virus corona. Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa skala Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu tim ahli dari WHO yang menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan beberapa waktu lalu, Peter Ben Embarek, kepada CNN seperti dikutip dari Kontan.co.id. Embarek mengatakan, pihaknya mendesak untuk mendapatkan akses terhadap ratusan ribu sampel darah di Wuhan. Namun, pihak berwenang China sejauh ini belum mengizinkan permintaan itu.
Baca Juga: Apa Saja Yang Berhasil Diungkap Tim WHO di Wuhan Soal Covid-19? Ini Fakta-Faktanya.
Embarek mengatakan, upaya penyelidikan tersebut telah menemukan beberapa tanda penyebaran Covid-19 pada 2019 yang lebih luas. Dia juga menyebut ada lebih dari selusin strain virus yang sudah ada di Wuhan pada Desember 2019 sebagaimana dilansir dari 9News, Senin (15/2/2021).
Tim tersebut juga memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pasien pertama yang menurut pejabat China telah terinfeksi tanpa catatan riwayat perjalanan. Dia dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember 2019.
Keterlambatan data yang lebih rinci yang dikumpulkan oleh tim dari WHO itu dapat menambah kekhawatiran para ilmuwan lain yang meneliti asal-muasal Covid-19. Pasalnya, para ilmuwan khawatir jika penyakit tersebut kemungkinan telah menyebar di China jauh sebelum kemunculan resminya yang pertama pada pertengahan Desember 2019.
"Virus itu telah beredar luas di Wuhan pada Desember (2019), yang merupakan temuan baru," ujar Embarek. Dia menambahkan, tim telah diberikan catatan 174 kasus virus corona di sekitar Wuhan pada Desember 2019 oleh para ilmuwan China.
Baca Juga: Tim Investigasi WHO: Kemungkinan Virus Covid-19 Sudah Menyebar Lebih Dulu Sebelum di Wuhan
Tes laboratorium telah mengonfirmasi 100 kasus, sementara 74 kasus lainnya dikonfirmasi melalui diagnosis klinis dari gejala pasien. Embarek menyebut adanya kemungkinan kasus Covid-19 yang jauh lebih besar. Ini berarti, virus itu telah menginfeksi sekitar 1.000 lebih orang di Wuhan pada Desember 2019.
"Kami belum melakukan pemodelan apa pun sejak itu," tutur Embarek. Namun, secara kasar, Embarek menyebutkan bahwa dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15 persen menjadi kasus yang parah. Sedangkan sisanya atau sebagian besar di antaranya adalah kasus ringan.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV