Tanpa Firasat Apa-Apa, Debitur Singapura Didatangi Dewa Keberuntungan, Ternyata Debt Collector
Kompas dunia | 14 Februari 2021, 00:16 WIBSINGAPURA, KOMPAS.TV - Seorang debt collector alias penagih utang di Singapura tampak memakai kostum ' Dewa Keberuntungan' saat mengunjungi debiturnya pada Tahun Baru China, Jumat (12/2/2021).
Masih di masa perayaan Imlek tahun ini, keluarga-keluarga yang berhutang tanpa firasat apapun didatangi Dewa Keberuntungan, tepatnya penagih hutang yang menggunakan kostum Dewa Keberuntungan, dari jasa penagihan hutang di Singapura.
Melansir Kompas.com, Sabtu, (13/02/2021) profesi debt collector di Malaysia lebih dikenal dengan sebutan Ah Longs, seringkali memiliki stigma negatif sehingga siapa pun yang mendengar nama itu, pikirannya akan dipenuhi rasa takut.
Namun di Singpuran sedikit berbeda, "Kami tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Setiap perusahaan bekerja dengan cara berbeda. Kami termasuk yang ramah dan profesional [karena] bersikap kasar tidak bisa menyelesaikan masalah sama sekali." tutur penagih utang Singapura.
Penagih utang itu berasal dari sebuah perusahaan Fast Debt Recovery (FDR) Specialist Pte Ltd yang berbasis di Singapura.
Baca Juga: Derita Mengajar Online: Profesor di Singapura Baru Sadar Mikrofon Tidak Hidup Setelah 2 Jam Mengajar
Tahun ini, saat perayaan Imlek, mereka meminta para anggota debt collector untuk memakai kostum Dewa Keberuntungan ketika mengunjungi debitur mereka.
“Karena beberapa debitur tidak 'memahami bahasa manusia', kami akan mengundang Dewa Kekayaan dari Tim FDR untuk berbicara dengan mereka dan mendoakan mereka Gong Xi Fa Cai," ungkap pernyataan dari perusahaan itu.
Gong Xi Fa Cai, ungkapan yang biasa disebut ketika merayakan tahun baru Imlek, diketahui memiliki makna mendoakan kaya.
Para debt collector dari FDR biasanya membawakan jeruk kepada para debiturnya namun karena pandemi Covid-19, mereka memutuskan untuk tak hanya membawakan oleh-oleh namun juga berdandan seperti Dewa Keberuntungan, mengingat "banyak yang tidak beruntung tahun ini".
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV