Pengantin Pria di China Menangis Tersedu-Sedu, Covid-19 Membuat Tidak Ada yang Datang ke Resepsi
Kompas dunia | 30 Januari 2021, 01:23 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Dari provinsi Hubei, China, seorang pengantin pria di China menangis tersedu-sedu dan meminta maaf kepada istrinya, karena tidak ada seorangpun yang datang ke pernikahan mereka karena ada pembatasan sosial yang ketat akibat pandemi Covid-19
Seperti yang bisa dilihat di berbagai media sosial yang dilansir Kompas.com, si pengantin pria menyeka air mata dari pipi dan pengantin perempuan terlihat berusaha menghibur suaminya. Pengantin pria terlihat sangat sedih karena tidak bisa memberikan pesta pernikahan sesuai dengan impian pengantin perempuan.
Pasangan dari Provinsi Hubei itu mengikat janji suci tidak dihadiri keluarga dan teman, akibat pembatasan sosial untuk menghadang pandemi Covid-19 yang kembali mulai terdeteksi di provinsi tersebut.
Baca Juga: China Makin Gencar Tes Covid-19 Swab Lubang Dubur di Kota-Kota Pintu Masuk Internasional
Provinsi di utara China itu menjadi klaster terbaru Covid-19. Sejak 8 Januari lalu, tiga kota di Hebei termasuk ibukotanya Shijiazhuang terkena karantina wilayah atau lockdown. Kota itu berpenduduk 11 juta jiwa.
Seperti dilansir Daily Mail 19 Januari lalu, seluruh warga dilarang meninggalkan rumah kecuali untuk keperluan yang sungguh mendesak. Pemerintah provinsi selain itu juga membangun fasilitas karantina besar, untuk mengantisipasi ribuan warga yang diduga menderita Covid-19.
Baca Juga: AS Janji Akan Bela Negara-Negara Asia Tenggara di Laut China Selatan
Kontan saja, pemberlakuan protokol kesehatan itu berdampak pada hidup puluhan juta warga, tak terkecuali pasangan yang melangsungkan resepsi.
Tidak ada keluarga dan teman keduanya yang datang buntut dari larangan bepergian yang diberlakukan. Pada rekaman video, keduanya bediri di pelaminan yang menawan sembari saling menempelkan dahi.
Pengantin pria, diketahui bernama Li, langsung menangis sedu sedan karena merasa bersalah, gagal membuat pesta sesuai impian istrinya yang bernama Shi.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV