Belanda Akan Terapkan Jam Malam, Memperketat Karantina Wilayah yang Selama Ini Diterapkan
Kompas dunia | 20 Januari 2021, 23:27 WIBDEN HAAG, KOMPAS.TV - Pemerintah Belanda akan memberlakukan jam malam untuk menghadang penyebaran varian baru virus Covid-19 yang lebih menular, dan sudah menyerang setidaknya satu dari 10 orang yang tertular Covid-19 di Belanda saat ini, demikian dilansir Reuters, Rabu (20/01/2021)
Perdana Menteri Mark Rutte hari Rabu (20/01/2021) mengatakan pemerintahnya juga akan melarang penerbangan dari Inggris, Afrika Selatan dan Amerika Selatan mulai Sabtu ini, (23/01/2021) selama satu bulan.
Pemerintahan Mark Rutte di Belanda saat ini statusnya adalah pelaksana tugas karena mengundurkan diri pekan lalu, dan mereka harus meyakinkan anggota parlemen untuk mendukung jam malam sejak 20:30 malam sampai 4:30 pagi sebelum dapat diberlakukan.
Jika parlemen menyetujui jam malam, Belanda akan menjadi negara kelima di Eropa yang menerapkan jam malam, termasuk Belgia, Prancis, Italia, Yunani, dan sebagian Jerman.
Baca Juga: Terlibat Skandal Pembayaran Kesejahteraan Anak, PM Belanda dan Seluruh Kabinetnya Mundur
"Ini tindakan yang sulit," kata Rutte. “Tidak ada yang menginginkan jam malam; tidak ada yang mendukung ini."
Belanda telah menjalani karantina wilayah yang ketat selama satu bulan terakhir dan akan berlangsung hingga 9 Februari nanti. Walau begitu, lambatnya penurunan kasus penularan membuat pemerintah Belanda terdesak untuk mengambil tindakan lebih ketat.
Rutte mengatakan sekarang orang yang diijinkan bertamu ke rumah seseorang menjadi hanya satu orang dari sebelumnya dua orang. Selain itu dalam pemakaman, jumlah yang boleh hadir hanya 50 orang dari sebelumnya 100 orang.
Institut kesehatan masyarakat Belanda mengumumkan Selasa (19/01/2021) terjadi penurunan penularan sebesar 21,5% selama seminggu terakhir menjadi 38,776 hasil dari karantina wilayah atau lockdown yang dimulai pertengahan Desember.
Baca Juga: Undip Beber Upaya Peretasan dari China hingga Belanda, Data 72.000 Mahasiswa Diduga Bocor
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV