Iran Ternyata Miliki Pangkalan Rudal Bawah Tanah di Teluk Persia, Ancaman untuk AS?
Kompas dunia | 9 Januari 2021, 17:45 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Garda Revolusi Iran memperlihatkan pangkalan rudal bawah tanah yang mereka miliki, Sabtu (9/1/2021) waktu setempat.
Lokasi dari pangkalan rudal tersebut saat ini masih dirahasiakan, namun diyakini berada di Teluk Persia.
Mereka memang sempat mengatakan tengah membangun pangkalan rudal bawah tanah pada tahun lalu.
Baca Juga: Trump Tuduh Twitter sebagai Pendukung Sayap Kiri Radikal Seusai Akunnya Diblokir
Pihak Garda Revolusi Iran menegaskan pangkalan tersebut sebagai mimpi buruk bagi musuh-musuh Iran.
Pada foto-foto yang diperlihatkan pihak Iran, terlihat truk militer membawa rudal dan senjata antikapal yang berbaris di terowongan bawah tanah pangkalan.
“Pangkalan tersebut merupakan salah satu basis dari rudal strategis Angkatan Laut garda,” ujar Pemimpin Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami dikutip dari Daily Mail.
Baca Juga: Kim Jong-Un Kobarkan Permusuhan dengan AS, Pernyataan Sikap pada Biden?
“Rudal-rudal ini memiliki jangkauan ratusan kilometer, memiliki akurasi yang tepat dan kekuatan penghancur sangat besar, serta dapat mengatasi peralatan elektronik musuh,” tambahnya.
Pengungkapan pangakalan bawah tanah itu diyakini sebagai sebuah bentuk ancaman bagi Amerika Serikat (AS), yang condong menunjukkan permusuhan kepada Iran.
Apalagi, AS bertanggung jawab atas pembunuhan mantan pemimpin Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani tahun lalu.
Iran sendiri kerap mengatakan bahwa akan melakukan pembalasan atas terbunuhnya Soleimani.
Baca Juga: Rumah Sakit Kebakaran, 10 Bayi yang Baru Lahir Terbunuh
Selain itu, Trump juga dikabarkan merestui pembunuhan dari ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, akhir tahun lalu.
Tensi kedua negara semakin meninggi setelah Pemimpin Spritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengejek AS menggunakan penyerbuan yang dilakukan pendukung petahana Presiden AS, Donald Trump ke Gedung Capitol.
Dia juga menyerukan agar sanksi yang diberikan AS kepada Iran agar segera dicabut.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV