Pandemi Corona, Kasus Kekerasan Seksual hingga Hamil Diluar Nikah di Jepang Meningkat
Kompas dunia | 24 Desember 2020, 22:25 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Angka kekerasan seksual yang menimbulkan kehamilan di luar nikah meningkat di Jepang.
Beberapa pihak menyebutkan kondisi ini menjadi dampak dari Pandemi Virus Corona yang memaksa orang untuk tinggal dirumah.
Dikutip dari Japan Today, hal itu diungkapkan Menteri Negara untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, Seiko Hashimoto, yang bertanggung jawab atas kesetaraan gender dan anggota Dewan LDP.
Baca Juga: Lecehkan Murid Secara Seksual di 2019, 273 Guru di Jepang Dihukum
Seiko Hashimoto mengatakan ada peningkatan 15,5 persen menjadi 23.050 kasus korban kekerasan seksual antara April dan September dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ia menyebutkan, pandemi virus corona sebagai faktor yang signifikan atas masalah tersebut.
“Kita perlu membuat banyak orang memahami seberapa besar pandemi virus corona dapat menyebabkan kerusakan seksual pada perempuan, dan pemerintah harus mendukung mereka secara tegas,” kata Hashimoto saat itu.
Baca Juga: Ramalan Baba Vanga untuk 2021, Ditemukannya Obat Kanker dan Munculnya Naga
Pada bulan Oktober, sebuah sharehouse khusus untuk menampung wanita hamil, terutama remaja, yang menghadapi pelecehan fisik, dibuka di Funabashi, Prefektur Chiba.
Sharehouse itu didirikan oleh Baby Bridge, organisasi nirlaba kota, yang bergerak dalam layanan konsultasi dan adopsi khusus, dan terbuka untuk wanita dari bagian mana pun di negara ini.
Rumah bersama dengan 14 kamar didirikan setelah Baby Bridge mengetahui rekor jumlah siswa SMP dan SMA yang telah melakukan konsultasi kehamilan di Rumah Sakit Jikei di kota Kumamoto.
Baca Juga: Presiden Iran Ramalkan Masa Depan Donald Trump, Bakal Digantung Seperti Saddam Hussein
Rumah Sakit ini dikenal karena mengoperasikan "Konotori no Yurikago" yang kontroversial, di mana wanita dapat menurunkan (aborsi) janin atau bayi yang tidak diinginkan, ketika virus corona menyebar di musim semi.
Menurut kelompok nirlaba Mikkumie (NPO) di Prefektur Mie, penutupan sekolah pada musim semi selama gelombang awal pandemi tampaknya telah mendorong kehamilan remaja.
"Saya berhubungan seks dengan pacar saya setiap hari selama penutupan sekolah. Sekarang saya khawatir akan hamil," kata seorang penelepon kepada kelompok tersebut, menurut perwakilan NPO, Noriko Matsuoka.
Baca Juga: Kesal karena Rekan Sekamarnya Berdoa, Pasien Covid-19 Ini Membunuhnya Dengan Tangki Oksigen
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV