> >

Perempuan Alaska Alami Reaksi Alergi Vaksin Covid-19 Pfizer

Kompas dunia | 17 Desember 2020, 03:54 WIB
Botol-botol kecil berisi vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Dalam setiap botol terdapat lima dosis vaksin. (Sumber: Associated Press)

ALASKA, KOMPAS.TV - Pejabat kesehatan di Alaska, Amerika Serikat (AS) melaporkan seorang petugas kesehatan yang mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin Covid-19. Perempuan ini mengalami reaksi alergi dalam waktu 10 menit setelah menerima suntikan.

Otoritas kesehatan AS memperingatkan para dokter untuk mewaspadai reaksi alergi yang jarang terjadi saat mereka meluncurkan vaksin pertama buatan Pfizer dan BioNTech Jerman. Inggris telah melaporkan beberapa reaksi alergi serupa seminggu sebelumnya.

Petugas kesehatan tersebut mulai merasakan reaksi alergi setelah menerima suntikan, Selasa (15/12/2020). Tubuhnya memerah dan ia mengalami sesak napas, kata Dr. Lindy Jones, direktur medis ruang gawat darurat di Rumah Sakit Regional Bartlett, seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Inggris Selidiki Apakah Vaksin Covid-19 Menyebabkan Reaksi Alergi

Kemudian petugas kesehatan ini dirawat dengan diberikan obat epinefrin dan obat lain. Dokter yang merawatnya mengatakan, petugas kesehatan ini mengalami anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah. Dia dirawat selama satu malam di rumah sakit, namun kini telah pulih.

Berbeda dengan kasus di Inggris, perempuan Alaska ini sebelumnya tidak memiliki riwayat reaksi alergi.

Inggis yang telah lebih dulu melakukan program vaksinasi massal dengan vaksin Covid-19 buatan Pfizer, juga telah melaporkan reaksi alergi yang dialami dua pekerja kesehatan National Health Service (NHS).

Baca Juga: Vaksinasi Massal Terbesar dalam Sejarah AS Dimulai, Pekerja Kesehatan Jadi Prioritas

Sejauh ini ada dua orang staf NHS yang melaporkan reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Sebelumnya mereka memiliki riwayat alergi yang signifikan dan melakukan suntikan adrenalin. Keduanya mengalami reaksi serius, tetapi kini telah pulih setelah medapatkan perawatan.

Stephen Evans, seorang profesor farmakoepidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine mengatakan, regulator telah melakukan hal yang benar dan masyarakat umum tidak perlu khawatir tentang keamanan vaksin ini.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU