> >

Turun! Emisi Gas Karbon CO2 Dunia Selama Pandemi Covid-19 Tahun Ini

Kompas dunia | 11 Desember 2020, 12:04 WIB
Jalan raya 110 Harbor Freeway di pusat kota Los Angeles pada Maret 2020 (Sumber: AP Photo)

Dunia yang mengalami pembatasan sosial skala besar termasuk Lockdown ternyata menurunkan kadar Karbondioksida atau CO2 sebesar 7%, sebuah penurunan terbesar sepanjang pencatatan sejarah, demikian dilaporkan Associated Press yang mengutip sebuah laporan ilmiah.  

The Global Carbon Project, sebuah kelompok terpercaya beranggotakan ilmuwan internasional yang memantau emisi dunia menghitung bahwa dunia menghasilkan 34 miliar metrik ton (37 miliar ton AS) gas buang karbondioksida tahun 2020, turun dari catatan tahun 2019 dimana dunia menghasilkan 36,4 miliar metrik ton.

Angka tersebut diperoleh dari sebuah penelitian yang diterbitkan pada Kamis (10/12/2020) pada jurnal Earth System Sciene Data.

Para ilmuwan mengatakan, penurunan ini karena masyarakat memilih berdiam di rumah, lebih jarang bepergian dengan kendaraan maupun pesawat, namun emisi dunia diperkirakaan akan kembali melonjak setelah pandemi Covid-19 selesai.

Kendaraan darat diperkirakan menyumbang seperlima emisi gas karbondioksida, zat yang dihasilkan manusia dan memicu pemanasan global.

“Tentu, lockdown mutlak bukanlah cara untuk mengatasi perubahan iklim,” tutur Corinne LeQuere, salah seorang penulis laporan ilmiah tersebut yang juga seorang ilmuwan iklim dari University of East Anglia.

Kelompok ilmuwan yang sama beberapa bulan lalu memprediksi penurunan emisi antara 4% hingga 7%, tergantung dari kemajuan Covid-19. Gelombang kedua serangan Covid-19 dan berlanjutnya pelarangan bepergian makin menambah penurunan emisi gas karbon menjadi 7% tutur LeQuere

Emisi gas karbon anjlok sebesar 12% di Amerika Serikat dan 11% di Eropa, namun hanya turun 1,7% di China. Menurut LeQuere, hal itu karena China terlebih dulu menerapkan lockdown dan hanya mengalami sedikit kerepotan akibat gelombang kedua serangan Covid-19.

Selain itu, emisi gas karbon China cenderung lebih bersifat industrial dibanding negara lain, dan industri China tidak terlalu terpengaruh dibanding sektor transportasi.

Penghitungan dalam penelitian itu – yang dibuat berdasarkan laporan rinci penggunaan energy, produksi industrial, dan hitungan pergerakan mobilitas harian – banyak mendapat pujian dan dianggap akurat oleh berbagai kalangan ilmuwan.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU