Bahrain Beri Ijin Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer dan BioNTech
Kompas dunia | 5 Desember 2020, 03:16 WIBDUBAI, KOMPAS TV - Kerajaan Bahrain hari Jum’at (04/12/2020) menjadi negara kedua di dunia setelah Kerajaan Inggris yang memberi ijin darurat penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech.
Kantor Berita Resmi Bahrain seperti dikutip Associated Press melaporkan, “Konfirmasi persetujuan oleh Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Kerajaan Bahrain adalah berdasarkan analisis dan kajian menyeluruh oleh pemerintah, berdasarkan seluruh data yang tersedia,”
Bahrain tidak menyebutkan berapa jumlah vaksin yang telah dibeli maupun kapan vaksinasi akan mulai dilakukan. Otoritas Bahrain belum menanggapi permintaan informasi dari Associated Press.
Pfizer kepada Associated Press mengatakan, rincian kesepakatan dengan Bahrain, termasuk “waktu pengiriman dan jumlah dosis vaksin,” bersifat rahasia sehingga tidak bersedia memberi informasi tersebut.
Namun Pfizer menyatakan,”kami telah membangun rencana dan perangkat untuk mendukung secara efektif pengiriman vaksin, termasuk penyimpanan dan pemantauan suhu penyimpanan secara terus menerus,” Lebih jauh Pfizer mengatakan,”distribusi kami dibangun atas sistem yang lentur dan tepat waktu, dimana kami akan mengirimkan vaksin beku ke titik vaksinasi,”
Tantangan terbesar Bahrain setelah ini adalah penyimpanan dan distribusi vaksin buatan Pfizer yang harus disimpan dan didistribusikan dalam suhu maha-dingin pada minus 70 derajat Celcius. Bahrain adalah negara Timur Tengah yang bersuhu panas hampir sepanjang tahun, dimana suhu musim panas sekitar 40 derajat Celcius dengan kelembapan tinggi.
Bahrain memiliki maskapai Gulf Air untuk mendistribusikan vaksin. Sementara di negara tetangga, Uni Emirat Arab, maskapai Emirates menyatakan sedang mempersiapkan berbagai fasilitas untuk mendistribusikan vaksin dalam kondisi maha-dingin.
Vaksin itu sendiri membutuhkan dua kali suntik dengan jarak tiga minggu setiap suntikan.
Bahrain sebelumnya sudah memberi ijin darurat penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm China, dan sudah menyuntik 6,000 orang dengan vaksin tersebut. Vaksin buatan Sinopharm dibuat dengan metode menyuntikkan virus tidak aktif ke dalam tubuh manusia yang juga telah digunakan di Uni Emirat Arab.
“Persetujuan atas vaksin buatan Pfizer/BioNTech akan menambah lapisan penting baru dalam upaya kerajaan Bahrain menanggulangi Covid-19, dengan prioritas utama melindungi kesehatan seluruh rakyat dan pemukim di kala pandemi,” tutur Dr. Mariam al-Jalahma, Kepala Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Bahrain seperti diberitakan Associated Press.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV