Kekuasaan Kim Jong-Un Rupanya Terancam oleh Gerakan Revolusi Bawah Tanah
Kompas dunia | 26 November 2020, 21:46 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Kekuasaan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di negaranya memang tak terbatas.
Tetapi, ancaman terhadap kepemimpinan Kim Jong-un masih ada. Hal itu dilakukan oleh gerakan revolusi bawah tanah bernama Free Joseon.
Organisasi tersebut merupakan gerakan rahasia internasional yang menginginkan perubahan rezim di Korea Utara.
Baca Juga: Menteri di Denmark Minta Umat Muslim Dukung Seks Bebas, Hujatan Menderanya
Grup ini bertanggung jawab atas penyerbuan Kedutaan Besar Korea Utara di Madrid, Februari 2019.
Kala itu, mereka memasuki kedutaan besar dengan batang logam, senapan pelet, pisau dan balaclava hitam.
Pemerintah Korea Utara pun menyebut mereka sebagai teroris dan meminta pihak otoritas Spanyol untuk menangkap mereka.
Baca Juga: Trump Bakal Serang Iran di Penghujung Pemerintahannya, Israel Ikut Mempersiapkan Diri
Seperti dikutip dari Express, pemimpin Gerakan bawah tanah tersebut adalah Adrian Hong, pria berkebangsaan Meksiko yang juga pendiri grup itu.
Hong mengungkapkan organisasi yang dibuatnya sebagai penjuang kemerdekaan.
“Rezim seperti ini tak hancur perlahan. Ini bisa terjadi secara cepat,” ujar Hong kepada jurnalis investigasi, Suki Kim.
“Semua revolusi terjadi seperti itu, dan ini juga akan sama,” lanjut Hong.
Baca Juga: Ancam dan Peras Wanita dengan Video Seks, Pria Ini Dihukum Penjara 40 Tahun
Namun, dia menegaskan bahwa revolusi di Korea Utara tidak akan mudah. Oleh sebab itu dia menegaskan bakal melakukan cara yang ekstrim untuk menghancurkan rezim Kim Jong-un.
“Ini tak akan seperti negara lain, yang hanya dengan diberikan uang maka mereka bersedia memerdekakan. Setiap reformasi atau gerakan akan menghasilkan ketidaknyamanan bagi mereka,” ujarnya.
“Cara agar mereka mau berubah adalah dengan memaksakannya,” tutur Hong.
Baca Juga: Anggaran Federal 2021 Disetujui Parlemen Malaysia, Muhyiddin Yassin Lanjut sebagai Perdana Menteri
Hong pun memberikan gambarannya terhadap negeri yang bernama Korea Utara.
“Tempat terburuk di muka bumi, dan simbol dari apa yang dicapai dari kecerdikan dan keuletan manusia ketika diatur untuk kejahatan,” ujarnya.
Hong pun mengungkapkan saat ini dia tengah menyiapkan sebuah lembaga bernama Joseon Institute, yang akan mempersiapkan jika rezim Korea Utara runtuh.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV