> >

Ribuan Pekerja Terinfeksi Covid-19, Produksi Sarung Tangan Karet Malaysia Terhambat

Kompas dunia | 24 November 2020, 22:22 WIB
Foto yang diambil pada 26 Agustus 2020 ini memperlihatkan seorang pekerja pabrik tengah memeriksa kualitas sarung tangan karet sekali pakai di pabrik Top Glove di Shah Alam, Malaysia. (Sumber: AP Photo / Vincent Thian)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Apa boleh buat. Pandemi corona ternyata menyerang segala sektor tanpa terkecuali, termasuk pabrik pembuat salah satu komponen alat pelindung diri dari paparan virus mematikan ini.

Top Glove Corp., pabrik pembuat sarung tangan karet terbesar di dunia, Selasa (24/11), memperkirakan adanya keterlambatan 2 – 4 minggu dalam pendistribusian produknya karena 2.000 pekerja pabriknya tertular virus corona. Hal ini juga meningkatkan kemungkinan terganggunya pasokan produksi Top Glove selama pandemi.

Baca Juga: Simulasi Pencoblosan di Pilkada 2020, dari Wajib Masker Hingga Kenakan Sarung Tangan Plastik

Perusahaan asal Malaysia ini menyatakan telah menghentikan sementara produksi sarung tangan karet di 16 pabriknya di Klang, kota yang terletak di luar Kuala Lumpur sejak 17 November lalu untuk memeriksa para pekerjanya. Hingga kini, di area tersebut hanya tersisa 12 pabrik Top Glove yang masih beroperasi.  

Pada Senin (23/11) lalu, pemerintah Malaysia telah memerintahkan penutupan 28 pabrik Top Glove di Klang secara bertahap setelah sebanyak 2.453 pekerja pabrik dinyatakan positif terpapar Covid-19. Penutupan secara bertahap ini dimaksudkan agar para pekerja pabrik dapat menjalani tes Covid-19 dan kewajiban karantina.

Baca Juga: Sarung Tangan Lampu Bantu Para Montir

Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan adanya 1.511 kasus Covid-19 tambahan di Klang pada Selasa (24/11), namun tidak merinci berapa banyak yang dari jumlah itu yang merupakan pekerja pabrik. Klaster pekerja pabrik ini menyumbang rekor harian tertinggi sebanyak 2.188 kasus di seluruh Malaysia, hingga kasus Covid-19 di seantero Malaysia melonjak jadi 58.847 kasus. Dengan jumlah 4.036 kasus, klaster di area Klang kini menjadi klaster teraktif di Malaysia.

Saban tahun, Top Glove memproduksi sebanyak 90 milyar sarung tangan karet, sekitar seperempat dari pasokan sarung tangan karet dunia, dan mengekspornya ke 195 negara. Berkat pandemi, keuntungan perusahaan ini melonjak lantaran tingginya permintaan dari berbagai negara.

Baca Juga: Berjualan Sarung Tangan Setelah Kehilangan Pekerjaan

“Kami memperkirakan adanya keterlambatan pada beberapa pengiriman sekitar 2 – 4 minggu, juga waktu tunggu pesanan yang lebih lama. Kami juga memperkirakan adanya dampak sebesar 3% pada proyeksi penjualan tahunan kami pada 2021,” demikian bunyi pernyataan Top Glove, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (24/11).

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU