> >

NATO Kewalahan Jika AS Tarik Sebagian Pasukan Dari Afghanistan

Kompas dunia | 18 November 2020, 04:46 WIB
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. (Sumber: Associated Press)

Operasi keamanan NATO di Afghanistan adalah upaya terbesar dan paling ambisius yang pernah ada. Upaya ini diluncurkan setelah aliansi militer mengaktifkan klausul pertahanan bersama dan memobilisasi sekutu untuk mendukung Amerika Serikat setelah serangan 9/11 di New York dan Washington.

Baca Juga: Di Akhir Masa Jabatan, Trump Akan Kurangi Pasukan di Afghanistan dan Irak

"Ratusan ribu tentara dari Eropa dan sekitarnya telah berdiri bahu membahu dengan pasukan Amerika di Afghanistan, dan lebih dari 1.000 dari mereka telah membayar dengan harga tertinggi," kata Stoltenberg.

"Kami pergi ke Afghanistan bersama. Dan jika waktunya tepat, kami harus pergi bersama dengan cara yang terkoordinasi dan teratur. Saya mengandalkan semua sekutu NATO untuk memenuhi komitmen ini, demi keamanan kami sendiri," tambahnya.

Amerika Serikat sejauh ini adalah sekutu NATO terbesar dan paling berpengaruh. AS menghabiskan anggaran pertahanan lebih banyak daripada gabungan semua negara lain.

Baca Juga: Universitas Kabul di Afghanistan Diserang, 19 Tewas, 22 Terluka

Tetapi masa jabatan Trump merupakan waktu yang sangat kacau bagi NATO. Trump kerap mencaci para pemimpin lain karena tidak menganggarkan dana yang cukup untuk pertahanan.

AS juga menarik diri dari perjanjian keamanan yang dianggap penting oleh sekutu Eropa dan Kanada untuk keamanan mereka, seperti kesepakatan nuklir Iran dan pakta pengawasan udara.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU