Umat Katolik Prancis Protes, Menuntut Agar Misa Diizinkan
Kompas dunia | 16 November 2020, 09:57 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Dengan spanduk bertuliskan "Mari Berdoa" dan "Kami Ingin Misa," pengunjuk rasa Katolik mengadakan demonstrasi yang tersebar di seluruh Prancis pada Minggu (15/11/2020).
Mereka menuntut pihak berwenang untuk melonggarkan lockdown yang memungkinkan dilakukannya layanan keagamaan.
Di kota Nantes, ratusan orang berkumpul di depan patung Perawan Maria. Pertemuan serupa dilaporkan atau direncanakan di beberapa kota lainnya seperti Strasbourg, Bordeaux, dan di luar Katedral Saint-Louis di Versailles.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Prancis Menurun Semenjak Lockdown
Umat Katolik juga menyanyikan himne dan melakukan protes selama berjam-jam pada hari Jumat di Gereja Saint-Sulpice di Paris. Polisi Paris mengatakan protes itu tidak menjaga jarak sosial dan melanggar perintah untuk tidak berdoa di jalan.
Dengan banyaknya kasus virus yang terkonfirmasi, warga Prancis yang didominasi Katolik Roma melarang Misa dan layanan keagamaan lainnya selama bulan November.
Hal ini merupakan bagian dari tindakan lockdown nasional yang bertujuan untuk menekan infeksi dan mengurangi beban rumah sakit. Gereja dan situs keagamaan lainnya tetap terbuka bagi pengunjung individu untuk datang dan berdoa.
Vicaris Jenderal Keuskupan Agung Paris, Benoist de Sinety, mendesak pengunjung gereja untuk menghormati aturan, dengan mengatakan di televisi bahwa protes semacam itu tidak berguna. Namun dia menyebut Misa sebagai kebutuhan vital dan menyebutnya seperti penderitaan karena tidak dapat melakukan misa.
Baca Juga: Demonstran Serukan Boikot Produk Prancis
Sementara di Prancis telah terlihat tanda-tanda bahwa lonjakan virus saat ini mungkin telah mencapai puncaknya. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengimbau warga untuk menghindari pertemuan publik saat lockdown dilakukan.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Twitter, dia mengatakan akan bertemu hari Senin dengan para pemimpin agama untuk membahas bagaimana cara pemerintah untuk dapat membuka layanan keagamaan lagi, terutama di tengah tekanan untuk mengizinkan perayaan Natal secara langsung.
Hingga saat ini, Prancis telah melaporkan 44.246 kematian terkait virus. Hari ini pasien Covid-19 menempati 96% dari kapasitas unit perawatan intensif standar negara.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV