10 Negara ASEAN Bersama 5 Lainnya Teken Kerja Sama Perdagangan Terbesar Dunia
Kompas dunia | 15 November 2020, 20:40 WIBKOMPAS.TV – Sebanyak 10 negara ASEAN bersama 5 negara lain, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru sepakat membentuk blok perdagangan terbesar di dunia, atau sepertiga perdagangan dunia.
Kesepakatan perdagangan bebas bertajuk The Regional Comprehensive Economic Partnership, atau RCEP, ditandatangani hari Minggu (15/11/2020) secara virtual oleh kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir secara virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dengan Vietnam sebagai tuan rumah.
“Dengan senang hati setelah 8 tahun kerja keras bersama, per hari ini, kita secara resmi mengakhiri negosiasi untuk menandatangani kesepakatan,” tutur Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc seperti yang dilaporkan Associated Press.
Baca Juga: Jokowi Dorong Kerja Sama Ekonomi Digital di KTT ASEAN-China
“Kesimpulan dari perundingan RCEP, yang merupakan kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia, adalah memberi pesan kuat tentang kokohnya kepemimpinan ASEAN dalam mendukung sistem perdagangan multilateral, dalam menciptakan struktur perdagangan yang baru di kawasan, memungkinkan adanya fasilitasi perdagangan yang berkelanjutan, membangkitkan kembali rantai pasokan yang terganggu akibat Covid-19, serta membantu pemulihan pasca pandemi," sambungnya.
Associated Press melaporkan, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP telah ditandatangani secara virtual hari Minggu (15/11/2020) di sela KTT ASEAN.
Kesepakatan regional ini beranggotakan 10 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Timor Leste) ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Amerika Serikat tidak termasuk ke dalam kesepakatan ini.
Beberapa sumber yang terlibat dalam kesepakatan itu mengatakan, pintu masih terbuka bagi India untuk bergabung.
Sebelumnya India menarik diri di tengah badai kecaman dalam negeri yang tidak setuju atas persyaratan untuk membuka pasar dalam negeri.
Kesepakatan ini dilihat tidak akan sejauh tingkat Uni Eropa dalam mengintegrasikan ekonomi masing-masing anggotanya, namun mengembangkan diri berangkat dari kesepakatan perdagangan bebas yang saat ini sudah ada.
Kesepakatan ini memunculkan dampak simbolis yang cukup kuat, bahwa setelah hampir 4 tahun pemerintahan AS menggelar kebijakan “Amerika Dulu” dengan membangun kesepakatan dagang antar negara/bilateral, Asia tetap berpegang pada kerja sama multilateral untuk menuju perdagangan bebas, yang dilihat sebagai formula mustajab untuk kemakmuran di masa depan.
Baca Juga: Dari A sampai Z, Beratnya Tantangan Perdagangan Global
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menegaskan dukungan Jepang dalam memperluas zona ekonomi yang bebas dan adil, termasuk untuk menerima kembali India, dan mendapat dukungan negara-negara lain yang lebih luas.
Hal tersebut dikatakan PM Jepang menjelang pertemuan tingkat tinggi virtual antar kepala negara untuk meresmikan kesepakatan ini.
Kesepakatan ini juga dipandang sebagai sebuah keuntungan bagi China, yang merupakan pasar terbesar di dunia. Sebab ini membuat China dapat menyebut diri sebagai “Juara globalisasi dan kerjasama multilateral.
Selain itu, bagi China, keanggotaan di RCEP membuka pintu bagi pengaruh yang lebih besar dari China atas aturan-aturan yang mengatur perdagangan regional.
Demikian pengamatan Gareth Leather, Ekonom Asiasenior dari Capital Economics dalam sebuah laporan.
Sekarang, setelah Amerika Serikat memiliki presiden terpilih, Asia menunggu bagaimana kebijakan perdagangan AS setelah Joe Biden memegang tampuk kepresidenan AS.
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV