Vaksin Corona Pfizer Harus Disimpan di Suhu -80 Derajat Celsius
Kompas dunia | 12 November 2020, 23:33 WIBKOMPAS.TV - Persaingan menemukan vaksin corona di dunia semakin ketat, setelah Pfizer dan BioNTech mengumumkan vaksin mereka menunjukkan efektivitas hingga 90 persen dalam uji klinis fase tiga.
Sementara itu, Brasil memutuskan melanjutkan kembali uji klinis kandidat vaksin corona buatan Sinovac setelah sempat terhenti karena ada sukarelawan yang meninggal dunia.
Harapan dunia membuncah setelah perusahaan farmasi AS, Pfizer, mengumumkan kandidat vaksin corona yang dibuatnya bersama perusahaan farmasi Jerman,BioNTech, punya efektivitas hingga 90 persen dalam uji klinis tahap tiga terhadap puluhan ribu sukarelawan di Amerika Serikat.
Bursa saham di beberapa negara yang jadi indikator ekonomi global juga meningkat, seperti di New York, AS. Tetapi, peneliti dari Universitas Pittsburgh menilai masih terlalu dini berharap pada kandidat vaksin corona buatan duet Pfizer dan BioNTech ini.
Selain itu, kandidat vaksin buatan Pfizer ini juga punya kelemahan karena harus disimpan dalam suhu super dingin, yakni minus 80 derajat celsius.
Kondisi ini akan menjadi kendala besar dalam proses transportasi dan distribusi hingga penyimpanan sebelum disuntikkan ke penerimanya.
Di Indonesia, konsorsium penelitian vaksin Merah Putih juga terus melaju melanjutkan riset, memasuki tahap uji praklinis atau pengujian terhadap hewan yang baru akan dimulai Desember 2020.
Jangan lewatkan streaming Kompas TV live 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live agar kamu semua tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia. Subscribe juga channel YouTube Kompas TV dan aktifkan lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru langsung.
Penulis : Christandi-Dimas
Sumber : Kompas TV