Kampanye Hampir Ditutup, Trump dan Biden Saling Serang
Kompas dunia | 3 November 2020, 01:15 WIBPHILADELPHIA, KOMPAS.TV – Senin (2/11) waktu setempat kemarin menjadi hari terakhir kampanye, kesempatan terakhir bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan calon presiden (capres) dari Partai Demokrat Joe Biden untuk meraih simpati rakyat AS untuk memilih mereka pada Pemilihan Presiden (pilpres) yang akan digelar pada 3 November 2020 waktu setempat.
Dalam kampanyenya, kedua belah pihak saling bersikukuh bahwa mereka memiliki jalan menuju kemenangan, meskipun peluang Biden untuk meraih 270 suara Dewan Elektoral yang diharuskan, lebih besar. Trump mengandalkan antusiasme para pendukung setianya, sembari mengancam akan mengambil tindakan hukum untuk menghentikan penghitungan suara di sejumlah negara bagian krusial, termasuk Pennsylvania. Trump menghabiskan hari terakhirnya berkampanye di 5 event, dari Carolina Utara hingga Wisconsin.
Sementara Biden, mengabdikan sebagian besar waktunya di Pennsylvania, yang jika berhasil dimenangkan, akan membuat jalan kemenangan Trump menyempit. Biden juga mengunjungi Ohio, negara bagian yang dimenangkan Trump dengan poin 8% empat tahun lalu.
Baca Juga: Trump Berusaha Menyelamatkan Suara di 48 Jam Terakhir Menuju Pemungutan Suara
Mendekati 24 jam terakhir sebelum pemilu AS, Trump dan Biden saling menjatuhkan.
“Rencana Biden akan membuat AS menjadi penjara negara bagian yang mengurungmu sementara para perusuh sayap kiri bebas menjarah dan membakar,” ujar Trump berapi-api dalam kampanye di Iowa, salah satu dari 5 negara bagian yang dikuasainya.
Sementara Biden menyebut AS berada di ambang keputusan untuk mengakhiri masa kepresidenan yang telah mengipasi api kebencian.
“Saat AS didengar, saya percaya pesan ini akan jelas terdengar: Sudah waktunya Donald Trump mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumah,” ujar Biden di Philadelphia, kota terbesar di negara bagian yang dapat menentukan kemenangan capres AS.
Seiring para kandidat capres menutup kampanye mereka, pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 231.000 jiwa di seluruh AS dan membuat hampir 20 juta penduduk kehilangan pekerjaan, meraih angka puncak penularan kasus infeksi yang mengancam akan memberi pukulan selanjutnya bagi kehidupan para pemilih.
Sejumlah suara yang datang melalui pemungutan suara awal atau surat suara yang dikirimkan sudah masuk. Ini, dapat menyebabkan penundaan pada proses penghitungan suara. Trump mengklaim tanpa bukti bahwa suara-suara ini akan digunakan pada waktunya untuk penipuan, seraya menolak menjamin bahwa dirinya akan menghormati hasil pemilihan.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV