Komunitas Muslim di Oita Jepang Kesulitan Membangun Kompleks Pemakaman
Kompas dunia | 29 Oktober 2020, 10:04 WIBTOKYO, KOMPAS.TV- Komunitas masyarakat Muslim di prefektur Oita Jepang menghadapi kendala dalam mengupayakan tersedianya lahan pemakaman untuk menguburkan jenazah umat Muslim sesuai dengan keyakinan mereka.
Dikutip dari The Mainichi Shimbun, di Prefektur Oita, sebelah barat daya Jepang, salah satu rencana untuk membangun pemakaman Muslim mengalami kemunduran akibat tentangan tak terduga dari penduduk setempat yang umumnya memilih mengkremasi jenazah warga yang meninggal.
Saeed Zafar, kelahiran Pakistan, pada Desember 2011 kehilangan putranya yang meninggal setelah lahir prematur. Saeed Zafar yang bekerja sebagai karyawan perusahaan di Beppu prefektur Oita kepulauan Kyushu, menghadapi kendala untuk menguburkan putranya karena di wilayah Kyushu di barat daya Jepang, tidak ada kuburan untuk umat Islam.
Zafar yang tiba di Jepang pada tahun 2000 dan telah memperoleh kewarganegaraan Jepang, mendapatkan tawaran dari Gereja Katolik setempat untuk memakamkan putra nya di kompleks pemakaman Katolik.
Hal itu juga terbuka untuk umat Muslim di wilayah itu. Tapi sekarang tidak ada lagi petak kosong di kuburan itu, dan umat Islam di sekitar tempat tinggal Zafar khawatir tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam perkembangan nya, Asosiasi Muslim Beppu, mencoba membangun pemakaman Muslim pertama di Kyushu. Pada Desember 2018 Asosiasi ini membeli sebidang tanah seluas sekitar 8.000 meter persegi di kota Hiji masih di wilayah prefektur Oita.
Undang-Undang Makam dan Penguburan Jepang sebenarnya tidak menetapkan batasan apa pun tentang lahan untuk penguburan. Tetapi beberapa otoritas kota di Jepang, memiliki peraturan yang melarang penguburan.
Namun demikian, kota Hiji tidak memiliki larangan penguburan terkait pemakaman lokal, dan selama Walikota atau kepala daerah setempat memberikan izin, pemakaman Islam dapat dibangun.
Tanah yang dibeli Asosiasi Muslim Beppu itu, terletak di daerah pegunungan sekitar 3 kilometer dari pemukiman terdekat. Selain ada rumah penduduk juga ada ladang pertanian. Bisa dipastikan lokasi tanah untuk pemakaman Muslim itu akan berdampingan.
Tahir Khan, salah seorang pengurus asosiasi itu berkeyakinan dapat menyelesaikan segala masalah yang ada.
"Saya pikir kami akan mampu menyelesaikan masalah ini", ujar Tahir Khan kepada Mainichi Shimbun.
Namun demikian, pihak Asosiasi menghadapi kendala yang tak terduga dari warga setempat. Beberapa warga bahkan mengajukan petisi kepada pemerintah kota dan majelis untuk menghentikan pembangunan kompleks makam itu. Terkait hal itu, hingga kini pihak Asosiasi Muslim Beppu masih belum mendapat izin untuk membangun pemakaman tersebut.
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV