> >

Foto: Pembuatan Kain Tenun Lurik secara Tradisional di Bantul, Yogyakarta

Berita foto | 13 Juli 2024, 19:45 WIB
Sejumlah perajin sedang menenun benang menjadi kain lurik di Kurnia Lurik, Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia kaya akan wastra atau kain tradisional yang memiliki makna dan simbol yang dalam. Salah satunya adalah tenun lurik yang berasal dari Jawa, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengutip laman disperindag.jogjaprov,go.id, lurik berasal dari bahasa Jawa, “lorek” yang berarti garis-garis, dan merupakan lambang kesederhanaan.

Pada dasarnya, kain lurik hanya mempunyai satu motif saja, yaitu garis-garis dengan berbagai macam warna atau ada juga yang polos.

Tenun lurik diperkirakan sudah ada sejak 3.000 tahun silam, dan hingga kini tenun lurik masih diproduksi oleh sebagian perajin di Yogyakarta, salah satunya adalah Kurnia Lurik.

Baca Juga: Pakai Alat Tradisional, Tenun Sarung Goyor Tembus Pasar Dunia

Perajin tenun lurik yang berlokasi di kawasan Krapyak Wetan, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini berdiri sejak tahun 1962. Hingga saat ini, Kurnia Lurik masih menggunakan alat tenun bukan mesin untuk memproduksi kain.

Seorang perempuan perajin sedang memintal benang yang menjadi bahan baku lurik di Kurnia Lurik, Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Seorang pria menggulung benang yang akan ditenun menjadi kerajinan lurik di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Seorang perempuan perajin sedang menenun benang menjadi kain lurik menggunakan alat tenun bukan mesin di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Wajah seorang perempuan perajin terlihat di antara untaian benang yang menjadi bahan baku kain lurik di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Perajin kain tenun lurik di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menggunakan alat tenun tradisional untuk memproduksi kerajinan, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Peralatan salat milik seorang perajin tampak tergantung di salah satu alat tenun bukan mesin di Kurnia Lurik, Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Seorang perempuan perajin sedang memperbaiki letak benang yang menjadi bahan baku tenun lurik di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Jemari seorang perempuan perajin saat mengatur letak benang yang menjadi bahan baku kerajinan tenun lurilk di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Kain lurik berwarna cerah dengan motif garis-garis yang diproduksi oleh seorang perajin di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Seorang perempuan perajin mengikat benang untuk mengatur jarak pada alat tenun tradisionalnya sebelum kembali bekerja di Krapyak Wetan, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)

Baca Juga: FOTO: Lomba Perahu Hias dan Pertunjukan Tari di Glagah Lagoon Festival Kulon Progo

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU