Ilmu Titen Pranata Mangsa, Cara Orang Jawa Tentukan Musim untuk Bertani dan Perkirakan Cuaca
Bagaimana sesuatu bekerja | 2 September 2022, 16:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ilmu titen 'pranata mangsa' digunakan orang Jawa untuk berbagai hal, khususnya bertani.
Mengutip dari buku "Pranata Mangsa dalam Tinjauan Sains" oleh Rif'ati Dina Handayani dkk., secara harfiah, 'pranata mangsa' berasal dari kata pranata yang berarti aturan dan mangsa yang berarti waktu, musim atau periodisasi iklim di bumi yang disebabkan karena perubahan dan pergeseran garis edar matahari atau solar kalender.
'Pranata mangsa' merupakan pengetahuan sains kultural yang penuh dengan kearifan yang menghubungkan antara orang-orang dengan lingkungannya untuk saling memahami dan meningkatkan rasa saling menghormati dan memiliki terhadap bumi.
'Pranata mangsa' juga disebut sebagai kearifan lokal masyarakat Jawa dalam membaca tanda-tanda alam untuk menentukan musim yang akan dijadikan patokan dalam bidang pertanian dan perikanan.
Pada setiap masa, orang yang mengerti ilmu titen dapat melihat tanda alam berdasarkan perilaku tanaman dan hewan yang merespon tatanan alam.
Misalnya saat mongso kaenem (masa keenam) petani mulai menebar bibit karena sudah ada air. Masa ini juga ditandai dengan munculnya burung belibis.
Baca Juga: Apakah Prakiraan Cuaca BMKG Dapat Dipercaya? Akurasi Diklaim Mencapai 85 Persen
Peneliti iklim dan 'pranata mangsa' Muhammad Ghofur mengatakan, ilmu titen sebenarnya telah tercatat secara formal pada abad 16 dan 17.
Namun menurutnya, secara informal masyarakat sudah menerapkan ilmu itu jauh sebelum itu. Ilmu titen itu rupanya juga banyak dikembangkan di berbagai daerah lain selain Jawa.
Mengutip buku 'Pranata Mangsa', ilmu 'pranata mangsa' diketahui sebagai pembagian waktu atau pengenalan waktu tradisional yang sudah lama dikenal selama ribuan tahun lalu oleh masyarakat Jawa sebagai petunjuk dalam bercocok tanam.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, nu.or.id, uny.ac.id