Cara Ampuh Pahami dan Tenangkan Tangisan Bayi
Tips, trik, dan tutorial | 23 Maret 2022, 12:58 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Karena belum bisa berkomunikasi, bayi akan menyampaikan keinginannya lewat emosi. Dengan minimnya emosi yang mereka miliki, menangis merupakan cara termudah yang bisa ditunjukkan.
Menangis adalah hal normal bagi bayi. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk bayi menangis rata-rata selama 2–3 jam sehari selama enam minggu pertama. Menurut Kids Health, selama tiga bulan pertama kehidupan, mereka akan menangis lebih banyak dibandingkan setelahnya.
Saat bayi menangis, terkadang ada orang tua yang tidak mengerti harus melakukan apa. Padahal, penting bagi orangtua untuk mengetahui apa penyebab tangisan, apakah tangisannya dikarenakan ketidaknyamanan atau hanya koliknya.
Hal tersebut dibahas lebih lengkap dalam siniar Obrolan Meja Makan dalam episode bertajuk, “Tips Menenangkan Bayi Menangis | Pengaruh Menjawab Mungkin pada Psikolog Anak | Penyebab Gagalnya Alat Kontrasepsi” di Spotify.
Baca Juga: Simak! Panduan Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir
Macam-Macam Tangisan Bayi
Sebelumnya disebutkan jika ada dua tipe tangisan bayi. Berikut adalah macam-macam tangisan bayi menurut Seattle Children's.
1. Tangisan Normal
Tangisan ini normal bagi bayi saat mereka merasa tidak nyaman, seperti lapar atau popok yang penuh. Tangisan ini memiliki waktu satu hingga dua jam. Namun, selama mereka bahagia ketika mereka tidak menangis, hal ini adalah normal.
2. Kolik
Beberapa bayi menangis lebih banyak daripada yang lain. Bayi yang menangis lebih dari tiga jam sehari, mungkin mengalami kolik. Hal ini biasanya dimulai saat bayi berusia dua sampai lima minggu dan berakhir saat bayi berusia tiga hingga empat bulan.
Jika pemeriksaan medis normal, tangisan itu disebut kolik. Kolik adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh temperamen bayi. Dan bal ini tidak ada hubungannya dengan pola asuh atau penyakit medis apa pun.
Akan tetapi, dibanding menyimpulkannya hanya kolik, sangat mungkin apabila bayi merasakan sakit perut. Hal ini karena gas dalam perut bayi bisa berkumpul jika orangtua tidak meluruskan posisinya setelah makan dan menepuk-nepuk punggungnya agar bersendawa.
Penulis : Danang Suryo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas Gramedia