> >

Besok, Hagia Sophia Kumandangkan Adzan Shalat Jumat Pertama Kalinya setelah 86 Tahun

Lifestyle | 23 Juli 2020, 07:38 WIB
Hagia Sophia (Sumber: Hagia Sophia(www.goturkeytourism.com))

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tanggal 24 Juli 2020 yang jatuh pada hari Jumat besok akan menjadi sejarah bagi Hagia Sophia dan warga istanbul, Turki, karena akan menjalani shalat jumat pertama, setelah kurang lebih 86 tahun bangunan tersebut difungsikan sebagai museum.

Awalnya UNESCO keberatan mengubah status struktur berusia 15 abad yang dihormati oleh umat Kristen dan Muslim hingga Presiden Recep Tayyip Erdogan menandatangani dekrit yang mencabut statusnya sebagai museum.

Setelah putusan pengadilan, orang-orang yang menunggu di luar meneriakkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar!) Ketika berita itu tersebar.

Erdogan mengatakan bahwa doa pertama, atau shalat pertama akan resmi dibuka di Hagia Sophia pada 24 Juli 2020 untuk shalat Jumat setelah kurang lebih 86 tahun.

"Insya Allah, kita akan melakukan shalat Jumat bersama-sama pada 24 Juli dan membuka kembali Hagia Sophia untuk beribadah," kata Erdogan dalam pidatonya seperti mengutip Hurriyetdailynews.

 "Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar untuk penduduk lokal dan asing, baik itu Muslim dan non-Muslim," lanjutnya.

Seperti diketahui Pengadilan administrasi tertinggi Turki mengeluarkan putusan yang membuka jalan bagi pemerintah untuk mengkonversi ikon Istanbul Hagia Sophia - bekas katedral pernah menjadi masjid, akhirnya lama berfungsi sebagai museum, hingga akhirnya berubah kembali fungsinya menjadi masjid.

Sejarah Hagia Sophia terbilang kompleks, situs wisata paling populer di Hagia Sophia-Turki memiliki sejarah panjang dan rumit. Itu dimulai pada tahun 537 ketika dibangun atas perintah kaisar Bizantium Justinian I sebagai katedral Kristen besar dari Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).

Ketika Istanbul (sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel) ditaklukkan oleh Ottoman Sultan Mehmet II pada tahun 1453, ia dikonversi menjadi masjid.

Pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern pada 1934, monumen berusia hampir 1.500 tahun itu dibuka kembali sebagai museum dalam upaya untuk membuat Turki lebih sekuler.

Penulis : Ade-Indra-Kusuma

Sumber : Kompas TV


TERBARU