Wajah Tak Bernama: 100 Tahun Sitor Situmorang
Seni budaya | 8 Oktober 2024, 13:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Lahir di Harianboho, Danau Toba, Sumatera Utara, Sitor Situmorang terkenal dengan sajak-sajaknya yang memuji keindahan Danau Toba. Juga hal ihwal masyarakat Batak, yang disebutnya "tanah marga-marga".
Sitor lahir pada tahun 1924 dengan perjalanan hidup tak jauh dari dunia tulis-menulis. Dia pernah bekerja sebagai wartawan hingga menjadi pemimpin redaksi Suara Nasional yang terbit di Sibolga, pada usia 19 tahun.
Dan yang tak kalah menarik, perjalanannya sebagai sastrawan angkatan 45 hingga pengembarannya di berbagai negara Eropa.
Baca Juga: Ditanya soal Bandar Besar dan Beking Judi Online di RI, Budi Arie Kutip Puisi Rendra
Perjalanan hidup Sitor sejak lahir hingga meninggal dunia pada 2014 di Belanda, ditampilkan dalam pameran Arsip 100 Tahun Sitor Situmorang dengan tajuk "Wajah Tak Bernama" di Galeri Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Pameran "Wajah Tak Bernama" berlangsung pada 3 Oktober–2 November 2024.
Dari pameran ini, pengunjung akan diajak mengenal lebih dekat sosok Sitor lewat dokumentasi berupa foto dan tulisan.
Foto-foto lama saat Sitor muda hingga tua sampai jasadnya dimakamkan di tepi Danau Toba, seperti keinginannya. Seperti dituliskan dalam sajaknya "Tatahan Pesan Bunda":
Bila nanti ajalku tiba, kubur abuku di tanah Toba.
Di tanah danau perkasa, terbujur di samping bunda
Dalam catatan kuratorialnya, JJ Rizal menyebut Sitor hidup panjang dan lincah dalam banyak cabang kesenian.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV