Film 'Cek Toko Sebelah 2' Angkat Isu Childfree dan Perceraian, Tetap Kocak meski Mengundang Air Mata
Film | 18 Desember 2022, 09:58 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sutradara sekaligus pemain film Cek Toko Sebelah 2, Ernest Prakasa, mengaku mengangkat isu childfree (pilihan untuk tidak punya anak) dalam film kedua Cek Toko Sebelah karena pengalaman pribadi.
Pada pemutaran perdana di bioskop Cinema XXI Jogja City Mall, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (17/12/2022), Ernest menjelaskan, selain karena isu childfree sedang banyak diperbincangkan masyarakat saat ini, ia ingin mengangkat isu tersebut karena merasakan sulitnya mengurus anak.
"Aku merasa punya anak itu memang seharusnya hak bukan kewajiban, karena memang mengurus anak itu nggak gampang," jelasnya dalam konferensi pers pemutaran perdana Cek Toko Sebelah 2 di The Rich Jogja Hotel, Sabtu.
"Jadi kalau orang nggak pengen punya anak, ya udah biarin, haknya sendiri, gitu."
Cerita tentang pasangan yang memutuskan childfree maupun bercerai, serta trauma masa lalu dikemas sedemikian rupa, sehingga membuat penonton merasa relate atau dapat memahami cerita itu karena dekat dengan pengalaman mereka.
Baca Juga: Sinopsis dan Kisah Nyata Farha: Film Peristiwa Nakba, Penghancuran Bangsa Palestina oleh Israel
"Ketika di film ini ada kesempatan buat menyentil soal itu ya aku manfaatin kesempatanya," kata Ernest.
Ia pun mengaku melakukan riset terkait isu childfree, perceraian, serta trauma masa lalu dengan berdiskusi bersama psikolog.
“Aku ngobrol dengan temanku yang psikolog, terutama untuk soal perceraian. Jadi ada diskusi sama temenku yang psikolog walaupun casual ya," jelas Ernest.
Ernest juga mengaku mencari tahu bagaimana cara seseorang menyembunyikan trauma masa lalu. Riset itu ia lakukan beriringan dengan penyusunan skenario sejak akhir tahun 2021.
"Risetnya sambil nyiapin skenarionya dari akhir 2021," ujarnya.
Isu-isu keluarga tersebut juga dihadirkan dalam dua sudut pandang, baik dari perempuan maupun laki-laki. Ernest mengakui film pertama Cek Toko Sebelah masih sangat maskulin.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV