> >

Makna Pasang Bleketepe yang Dilakukan Presiden Jokowi dalam Acara Pernikahan Kaesang-Erina

Seni budaya | 9 Desember 2022, 11:54 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang bleketepe sebagai tanda prosesi siraman anak bungsu mereka, Kaesang Pangarep, dimulai Jumat (9/12/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

SOLO, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memasang bleketepe sebagai tanda prosesi siraman anak bungsu mereka, Kaesang Pangarep, dimulai hari ini, Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 08.00 WIB.

Presiden Jokowi menaiki anak tangga untuk memasang bleketepe di atas tarub atau dekorasi yang tampak seperti gapura di halaman depan rumah mereka.

Lantas apa itu bleketepe dan maknanya?

Bleketepe merupakan anyaman dari daun kelapa berwarna hijau. Istilah bleketepe diambil dari kata 'Bale Katapi', Bale artinya tempat, sedangkan Katapi berasal dari kata tapi yang berarti memisahkan kotoran kemudian dibuang.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Sudah Pasang Bleketepe, Tanda Siraman Kaesang-Erina Dimulai

Ayah calon pengantin bertugas memasang bleketepe sebagai tanda bahwa keluarga mereka akan menyelenggarakan pernikahan.

Dahulu, bleketepe dipasang di halaman rumah keluarga calon pengantin sebagai peneduh tamu pernikahan. Namun, saat ini bleketepe cukup dipasang satu lembar sebagai simbol yang digantungkan di atas tarub dan janur melengkung.

Setelah bleketepe terpasang, artinya calon pengantin sudah siap melanjutkan ke prosesi siraman dalam adat Jawa.

Makna bleketepe

Melansir dari Tribunnews, berikut ini sejumlah makna bleketepe:

1. Simbol dimulainya hajatan pernikahan adat Jawa 

Bleketepe yang dipasang di bagian depan rumah bermakna sebagai kesiapan keluarga memulai rangkaian hajat mantu.

Daun kelapa yang dipakai harus yang masih berwarna hijau muda, kemudian dianyam dengan besar rata-rata 50 cm x 200 cm. 

Kalau biasanya janur kuning melengkung dipasang di sekitar tempat acara pernikahan, bleketepe bersifat lebih personal karena dipasang di kediaman mempelai wanita dan merupakan ciri khas adat Jawa. 

Baca Juga: Rangkaian Acara Pernikahan Kaesang-Erina: Begini Pantauan Prosesi Siraman di Yogyakarta

2. Orang tua dan calon pengantin menyucikan diri

Sesuai dengan namanya, pemasangan bleketepe ini juga merupakan ajakan orangtua serta calon pengantin kepada para tamu undangan maupun kepada siapapun yang terlibat dalam prosesi pernikahan ini untuk menyucikan diri.

Setiap tamu yang datang dan masuk ke dalam tempat pernikahan yang sudah dikelilingi bleketepe diharapkan akan bersih secara lahir maupun batin. 

Sehingga seluruh area hajatan pun penuh dengan kesucian, karena seluruh kotoran telah dipilah dan dibuang.

3. Lokasinya sudah suci

Pemasangan bleketepe juga bertujuan untuk menyucikan lokasi yang dipakai untuk hajatan.

Tentunya dalam pernikahan manapun, lokasi yang sudah susah payah dipilih diharapkan bisa mendukung pada hari acara pernikahan. 

Lokasi pernikahan merupakan elemen penting dalam pernikahan, bahkan biasanya yang paling pertama dipersiapkan calon pengantin.

Maka dari itu, prosesi penyucian lokasi pernikahan dengan memasang bleketepe sangat penting untuk memulai segala rangkaian pernikahan adat Jawa. 

Baca Juga: Jelang Prosesi Siraman Kaesang, Air dari 7 Sumber Disiapkan, 3 Menteri Hadir

4. Tolak bala

Pemasangan bleketepe, selain bertujuan untuk kesucian, juga sebagai cara untuk menolak kesialan atau bala.

Memasang bleketepe juga bisa jadi doa agar acara pernikahan berjalan lancar serta terbebas dari segala hal jahat dan buruk.

Dalam adat Jawa, bleketepe dipercaya bisa menghindarkan calon pengantin dan keluarga dari segala marabahaya dan niatan jahat, baik yang kelihatan maupun tidak. 

Jangankan pada hari pernikahan, pada saat sehari-hari saja segala bentuk bala diharapkan sejauh mungkin.

5. Pernikahan yang bahagia dan mulia

Bleketepe tidak dipasang tanpa ubo rampe lainnya.

Di sekitar bleketepe biasanya dipasang juga hiasan-hiasan seperti janur, daun alang-alang, daun opo-opo dan pisang raja. Hiasan-hiasan ini pun memiliki makna mendalam.

Janur kuning melambangkan cita-cita yang tinggi, sementara daun alang-alang sebagai simbol rintangan, dan daun opo-opo merupakan harapan agar tidak terjadi hal buruk selama prosesi pernikahan maupun kehidupan mendatang. 

Selain itu, dua tundun pisang raja yang masak memiliki makna pengantin dapat diberikan kemakmuran dan kemuliaan seperti raja.

Pisang yang digunakan haruslah pisang raja, tidak boleh diganti dengan yang lain, agar hiasan bleketepe ini tidak kehilangan makna dan artinya.

Baca Juga: Cerita Kaesang Sungkem ke Presiden Jokowi dan Iriana saat Prosesi Siraman: Nangis Banget

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Tribunnews


TERBARU