13 Ciri-Ciri Pola Asuh "Strict Parents" yang Berdampak Buruk pada Anak
Lifestyle | 7 Juli 2022, 10:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa orangtua tanpa sadar memposisikan dirinya sebagai "strict parents" ketika menghadapi buah hatinya.
"Strict Parents" adalah tipe orang tua yang sering mengontrol anak. Contoh "strict parents" adalah sering mengatur aktivitas dan pilihan hidup untuk anaknya, juga selalu memaksa anak untuk menjadi yang sempurna dalam mewujudkan harapannya.
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini biasanya tidak sadar bahwa mereka adalah strict parents. Ada yang menganggap batasan tertentu dianggap ketat, tapi bagi orang lain itu biasa saja.
Umumnya, ciri-ciri pola asuh strict parents dapat terlihat dari hal-hal di bawah ini dilansir dari Kompas.com:
1. Anda jarang bersenang-senang atau mengerjakan aktivitas yang menyenangkan bareng keluarga di rumah, tujuannya untuk menjaga wibawa orangtua di mata anak.
2. Anda menerapkan aturan tertentu tanpa mempertimbangkan masukan atau perasaan anak. Sama sekali tidak ada ruang diskusi untuk aturan ini.
3. Jika anak tidak menuruti suatu aturan, Anda menghukum anak, mendiamkan anak, atau tidak menunjukkan kasih sayang kepada anak dalam waktu lama.
4. Anda susah menoleransi setiap kesalahan yang dibuat anak. Hal ini bisa tercermin dari masalah sepele. Misalkan, anak melewatkan satu panggilan telepon dan Anda menghukum dengan mengambil telepon anak untuk waktu lama.
5. Anda tidak pernah tertawa bareng anak-anak atau tidak pernah membuat lelucon di depan anak-anak, begitu juga sebaliknya.
6. Anak rasanya tidak nyaman dan selalu serius ketika di hadapan Anda, padahal mereka bisa tertawa dan santai saja saat berbincang dengan temannya.
7. Anda susah menerima perbedaan nilai dan pendapat. Misalkan, Anda tidak suka mewarnai rambut dan tiba-tiba anak pulang dengan rambut diwarnai, maka anak akan dihukum atau mendapatkan teguran keras.
8. Ketika anak sudah beranjak remaja, Anda tidak mengizinkan anak menggunakan pakaian pilihannya. Atau, memberikan komentar negatif pada preferensi atau selera pribadinya.
9. Anda hanya sesekali memberikan izin pada anak yang sudah beranjak remaja untuk keluar rumah, padahal anak lain boleh keluar rumah seminggu sekali.
10. Anak sampai berbohong apabila takut melanggar aturan atau tindakannya tidak disetujui orangtua.
11. Anak tidak pernah berbicara dari hati ke hati dengan orangtua, obrolan di rumah hanya percakapan formal seputar kehidupan sekolah, tidak pernah ada obrolan seputar kehidupan pribadi atau sosial anak.
12. Anak lebih senang beraktivitas di luar rumah dan mencari cara termasuk berbohong agar bisa terus berada di luar rumah.
13. Anak menarik diri dan sebisa mungkin menjaga jarak dari orangtua.
Baca Juga: Wahai Orang Tua, Hindari Jadi Strict Parents, Simak Penyebab dan Pemicunya
Alih-alih disegani dan dihargai, orangtua "strict parents" biasanya hanya akan ditakuti anak-anaknya.
Dilansir dari AHAParenting, berikut beberapa dampak strict parents yang perlu diwaspadai para orangtua:
1. Anak tumbuh jadi pribadi yang susah disiplin
2. Anak tidak bertanggung jawab dan semaunya sendiri
3. Meningkatkan risiko anak terkena depresi
4. Anak jadi susah mengontrol rasa marah, mereka gampang tantrum dan emosinya meledak-ledak karena tidak terbiasa diajari mengelola perasaan
5. Anak tumbuh jadi pribadi pemberontak
6. Anak sering berbohong, sampai jadi punya kebiasaan berbohong
7. Merusak relasi anak dan orangtua
Mengingat dampak strict parents cenderung negatif dan bisa merusak mental anak, ada baiknya Anda berpikir dua kali sebelum menerapkan pola asuh semacam ini.
Baca Juga: Hai Ayah dan Bunda, Pesan Ali bin Abi Thalib tentang Parenting Ini Makjleb Banget
Penulis : Dian Septina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV