> >

Gigi Hadid Sumbangkan Penghasilannya dari Pekan Fesyen untuk Palestina dan Ukraina

Selebriti | 8 Maret 2022, 22:20 WIB
Supermodel Gigi Hadid di acara Paris Fashion Week, Sabtu (5/3/2022). (Sumber: Vianney Le Caer/Invision via Associated Press)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Supermodel Palestina-Amerika, Gigi Hadid, mengumumkan akan mendonasikan pendapatannya selama pekan fesyen musim gugur 2022 untuk korban perang di Palestina dan Ukraina.

Pada Senin (7/3/2022), model berusia 26 tahun itu menyebut pendapatannya akan digunakan untuk “membantu mereka yang menderita oleh perang di Ukraina, juga untuk terus mendukung mereka yang mengalami hal yang sama di Palestina.”

“Mata dan hati kita harus terbuka untuk segala ketidakadilan terhadap manusia. Semoga kita melihat satu sama lain sebagai saudara dan saudari, melampaui politik, melampaui ras, melampaui agama. Pada akhirnya, jiwa-jiwa tak bersalah yang mesti membayar akibat dari perang, bukan para pemimpin,” kata Hadid.

Gigi Hadid sendiri tampil dalam beberapa acara fesyen belakangan ini. Salah satunya adalah Paris Fashion Week yang digelar pada awal Maret 2022.

Baca Juga: Gigi Hadid Ingatkan Fansnya Tetap Jaga Jarak saat Minta Selfie, Ini Alasannya

Gigi pun mengekspresikan keresahannya tidak bisa menyesuaikan jadwal pekerjaannya.

“Memiliki satu set jadwal Bulan Fesyen berarti saya dan kolega sering mempresentasikan busana baru selama periode bersejarah yang traumatis dan memilukan,” kata Gigi.

“Kami tidak punya kontrol atas sebagian besar jadwal kerja kami, tetapi kami ingin berbuat untuk sesuatu,” lanjutnya.

Pengumuman Gigi Hadid yang mendonasikan pendapatan untuk korban perang di Ukraina dan Palestina itu dibuat beberapa hari setelah adiknya, Bella Hadid, menyoroti standar ganda yang diterapkan sebagian kalangan termasuk media, atas konflik-konflik yang terjadi di dunia.

Pada Sabtu (5/3/2022), Bella mengunggah ulang tangkapan layar yang menampilkan tulisan musisi Kanada bernama Mustafa lewat akun Instagram resminya.

"Bahasa yang kita gunakan untuk mendefinisikan penindasan, tidak boleh lebih mendukung satu korban ketimbang lainnya," bunyi tulisan tersebut.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU