> >

Mengapa Masyarakat Terjebak Panic Buying Awal PPKM Darurat? Ini Penjelasan Psikolog

Lifestyle | 6 Juli 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi panic buying. (Sumber: Freepik)

“Kondisi ini kami hanya dibatasi untuk tidak keluar kalau tidak ada kepentingan. Ini untuk kebaikan kita dan keluarga. Sebenarnya kita tahu kebutuhan bulanan keluarga apa saja, kita punya list-nya, semisal vitamin, makanan, cukup ikuti list itu, jadi tidak perlu bersikap cemas sampai panik," kata Mega dikutip dari Antara, Selasa (6/7/2021).

Selain karena PPKM Darurat, panic buying terjadi karena kekhawatiran masyarakat akan meningkatnya kasus positif Covid-19 di Tanah Air.

Situasi ini diperparah dengan kemampuan berpikir positif masyarakat yang justru dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk menjadi peluang bisnis.

"Gimana enggak, nyari vitamin saja susah, bahkan oximeter jadi harganya melambung dan akhirnya karena tidak semua berpikir positif dan baik. Akhirnya ada pihak-pihak yang memanfaatkan peluang ini untuk menjadi sebuah peluang bisnis," terang Mega.

Baca Juga: Stok Tabung Oksigen di Kota Bandung Terbatas, Masyarakat Diminta Tak Panic Buying

Terlebih, pandemi Covid-19 ini juga tidak hanya menyerang fisik, tetapi juga menguras mental dan pikiran. Masyarakat menjadi lebih mudah cemas dan khawatir akan mendapat “giliran” terpapar virus corona.

“Di kondisi second wave ini bukan hanya sakit fisik, tetapi sakit mental bertambah. Sakit mental ini yang jelas psikosomatis, kecemasan meningkat,” pungkasnya.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU