Kisah Pamungkas Lagunya Kerap Ditolak Label hingga Tenar Berkat To The Bone
Musik | 20 Juni 2021, 14:58 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penyanyi Pamungkas rupanya sempat melewati masa-masa sulit sebelum populer dengan lagu-lagunya saat ini, seperti To the Bone.
Sebelum terkenal, Pamungkas dan karya-karyanya ternyata kerap ditolak dari berbagai pihak pada 4 tahun lalu.
Hal ini ia ungkapkan di postingan Instagram miliknya belum lama ini.
"This isnt about me. 4 tahun lalu, diam di kamar kebingungan gimana caranya biar promosi musik saya. dulu musik saya tertolak dimana mana, katanya; 'kok musiknya bahasa inggris tapi namanya jawa.' atau 'gak akan laku musik lirik bahasa inggris.' my only option then was to put everything on spotify and hope for the best," tulis Pamungkas di Instagramnya.
Baca Juga: Curhat Lukas Graham Kepincut Suara Hanin Dhiya hingga Berujung Kolaborasi
Kini, Pamungkas pun masih tak percaya lagu To The Bone miliknya diterima baik di masyarakat.
Bahkan Pamungkas merasa masih tak pantas dengan pencapaiannya saat ini.
"Tahun ini detik ini, billboard spotify di sekitar Jakarta berisi keterangan angka musik saya. sempat panik karena bingung mempertanyakan apakah saya sudah pantas berada di sini (karena banyak sekali musisi, penyanyi, band di indonesia yang bagus bagus hari ini)," ungkapnya.
Namun, pemilik nama lengkap Rizky Ramahadian Pamungkas ini jelaskan pencapaian saat ini bukan bersumber dari dirinya sendiri.
Ia juga mengungkap pendapatnya soal musik yang menjadi salah satu alat pemersatu.
"But then again this isnt about me, i am just the guy who write songs. this is about us. yous & me. this is about the beauty of how music creates community," ungkap pria kelahiran 1993 itu.
"Ini adalah bukti konkret bagaimana musik bisa merangkul orang sebanyak ini. bukan uang, bukan trik dan gimik belaka tetapi ini tentang musiknya, lagunya, proses pahitnya, komunitasnya. hari ini lingkarannya sudah sebanyak ini," pungkas Pamungkas.
Baca Juga: Rossa Kaget Sara Fajira Bisa Switch Suara dari Rock ke Nyinden
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV