> >

Langkah Strategis Desa Sejahtera Astra Insan Madani Sukses Menuju Pasar Internasional

Ekonomi dan bisnis | 28 Desember 2024, 12:59 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana produk kacang tunggak dan produk perikanan berupa ikan nila dan ikan lele asap/asin ke Belanda senilai Rp2,5 miliar di Malang, Jawa Timur, Kamis (19/12). (Sumber: Dok. Kementerian Perdagangan/ kemendag.go.id)

KOMPAS.TV – Di sebuah sudut Kabupaten Malang, Jawa Timur, terdapat desa kecil yang kini menjadi sorotan dunia berkat produksi kacang tunggak (cowpea bean) serta hasil perikanannya.

Melalui dedikasi masyarakat dan dukungan berbagai program pengembangan ekonomi, produk UMKM dari Desa Sejahtera Astra (DSA) Insan Madani Sukses berhasil menembus pasar global. 

Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, tetapi juga membuktikan bahwa kerja keras dan sinergi tepat dapat membuka peluang besar di tengah persaingan pasar internasional.

DSA Insan Madani Sukses memulai perjalanan transformasi dengan memanfaatkan potensi lokal yang sebelumnya belum digarap maksimal.

Kacang tunggak, yang dikenal sebagai bahan pangan kaya nutrisi, diolah menjadi produk bernilai tambah, sementara sektor perikanan dimanfaatkan dengan optimal untuk menghasilkan produk nila dan lele siap ekspor. 

Untuk mencapainya, diperlukan serangkaian pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan sehingga masyarakat desa mampu meningkatkan kualitas produk yang memenuhi standar internasional. Salah satu kunci keberhasilan desa ini adalah dukungan dari program-program pengembangan ekonomi tepat sasaran. 

Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta memberikan akses pada teknologi modern, pelatihan sumber daya manusia, hingga bantuan pemasaran. Hal ini memungkinkan desa Indonesia untuk bersaing di pasar global, termasuk Eropa yang dikenal memiliki standar tinggi untuk produk impor.

Baca Juga: Mengintip Pesona Desa Organik di Kaki Gunung Salak Sebagai Inspirasi Wisata Berkelanjutan

Kacang tunggak (Vigna unguiculata subsp. unguiculata) juga dikenal sebagai kacang tolo, kacang dadap, kacang landes, dan kacang otok. Di Indonesia, kacang muda digunakan sebagai sayuran, sementara biji tua untuk sambal krecek, peyek, dan gudeg. Biji kacang tunggak memiliki variasi ukuran, bentuk, dan warna, seperti krem, cokelat, hitam, belang, dan merah.

Para petani setempat membudidayakan varietas kacang tunggak introduksi yang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam proses pembenihan dan budidaya, komunitas petani berkolaborasi dengan Balitkabi Malang, PSIP Probolinggo, dan PKPOT Malang untuk memastikan kualitas biji kacang sesuai standar ekspor.

Kacang tunggak yang dihasilkan memiliki ukuran besar dan bebas jamur, dengan kandungan pestisida di bawah 0,01 mg/kg, sesuai standar Eropa. Petani di Desa Pagelaran, Balearjo, dan Kanigoro dilatih untuk menghasilkan biji kacang yang memenuhi syarat ekspor. Hasil panen mencapai 1,5–2,5 ton/hektar dalam 80 hari, dengan potensi pendapatan Rp15 juta–Rp25 juta per hektar. 

Pascapanen, petani dapat mengeringkan dan mengupas kacang sendiri atau menggunakan fasilitas pabrik yang menyediakan layanan sortir dan pengemasan. Program DSA dari PT Astra International Tbk mendukung petani dengan alat dan mesin pascapanen. Pengembangan ini memberikan kepastian pasar bagi petani, meningkatkan pendapatan mereka dan membuka peluang ekspor.

DSA Insan Madani Sukses juga mengalami perubahan positif yang signifikan setelah mendapatkan bimbingan dan pengembangan. Dari sebuah wilayah yang hanya mengandalkan kegiatan ekonomi tradisional, desa ini kini menjadi pusat produksi yang diperhitungkan, bahkan secara global. 

Masyarakat DSA Insan Madani mengaku sangat merasakan manfaat ekspor, termasuk penciptaan lapangan kerja signifikan, peningkatan pendapatan, dan kontribusi terhadap ekonomi nasional.

Penulis : Meirna-Larasati

Sumber : Kompas TV


TERBARU