> >

Enam Maskapai Ikut Seleksi Penerbangan Haji: Ada Garuda, Lion, Pelita Air, hingga Saudia Airlines

Ekonomi dan bisnis | 13 Desember 2024, 20:20 WIB
Foto ilustrasi calon jemaah haji naik pesawat. Sebanyak 445 jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, beserta 5 orang pendamping berangkat dari Bandara Juanda menuju Bandara Internasional Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Rabu (24/5/2023) pada pukul 09.15 WIB. (Sumber: KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Agama (Kemenag) mulai melakukan proses seleksi penyediaan transportasi udara bagi jemaah haji 1446 H/2025 M. Tahap pendaftaran dibuka mulai Kamis (12/12/2024) di kantor Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU).

Kemenag mengundang delapan maskapai penerbangan nasional Indonesia dan Arab Saudi. Sebanyak enam maskapai hadir dan mengambil dokumen penyediaan transportasi udara, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Pelita Air, Saudia Airlines, dan Flynas.

Direktur Layanan Haji dalam Negeri Muhammad Zain mengatakan, proses penyediaan mengacu pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1197 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyediaan Transportasi udara Jemaah Haji Tahun 1446 H/2025 M. 

Baca Juga: Tes CAT-Wawancara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi Digelar 17 Desember

Ia memastikan proses penyediaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

"Penyediaan transportasi udara kita lakukan secara transparan dan akuntabel. Semua maskapai diundang untuk turut mengikuti seleksi agar terjadi kompetisi yang sehat dalam penyediaan transportasi udara bagi jemaah haji," kata M Zain dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (13/12/2024). 

"Pelayanan haji tahun ini harus maksimal, lebih baik dari tahun lalu, dan harus ada peningkatan kualitas layanan," lanjutnya.

Adapun Indonesia mendapat 221.000 kuota haji 1446 H/2025 M. Kuota ini terdiri atas 92 persen kuota haji reguler dan 8 persen kuota haji khusus.

Baca Juga: Wamenag Ungkap Prabowo Minta Ongkos Haji 2025 Rasional dan Efisien

Ia menyebut, jemaah haji Indonesia banyak yang sudah berusia lanjut. Sehingga perlu ada pelayanan yang bersifat prioritas dan khusus bagi jemaah tersebut saat di pesawat.

"Biaya penerbangan sebagai komponen terbesar biaya penyelenggaraan haji, agar bisa lebih efisien dan layanan lebih maksimal," ujarnya. 

Dalam pertemuan dengan maskapai ini, Ditjen PHU menjelaskan tentang persyaratan administrasi, teknis pra operasional dan pasca operasional yang harus dipenuhi jika menjadi penyedia transportasi udara jemaah haji.

Baca Juga: Basarnas: Prakiraan Cuaca BMKG Akurat 95 Persen, Bisa jadi Pedoman Saat Libur Nataru

Hadir dalam pertemuan ini, perwakilan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Capt Affandi menyampaikan, Kementerian Perhubungan mendukung penuh layanan penerbangan.

Mulai dari penyediaan pesawat, slot time penerbangan, hingga pengawasan saaat operasional haji. Pesawat yang disewa harus pesawat yang siap pakai untuk beroperasi selama 2 bulan penuh.

Tenaga Ahli Menteri Agama Bunyamin menambahkan, bahwa keberhasilan haji adalah indikator utama keberhasilan Menteri Agama. 

Baca Juga: Menteri Hukum Usulkan Sekitar 44 Ribu Napi Dapat Amnesti Presiden Prabowo, Sebut Sudah Disetujui

"Lakukan mitigasi terhadap titik-titik krusial dalam transportasi udara jemaah haji. Saya minta agar maskapai melakukan yang terbaik untuk jemaah haji," tandasnya.

Sebelumnya, layanan penerbangan haji 2024 banyak mengalami masalah. Mulai dari mesin pesawat milik Garuda Indonesia terbakar saat sudah lepas landas, hingga keterlambatan penerbangan sampai 72 jam. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kemenag RI


TERBARU