> >

Kementan Tegaskan Tak Ada Impor Susu 1,8 Juta Ton dari Vietnam untuk Makan Bergizi Gratis

Ekonomi dan bisnis | 28 Oktober 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah tidak berencana mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis. (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah tidak berencana mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam, untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Moch. Arief Cahyono mengatakan, pemerintah justru mengundang investor Vietnam menanamkan modalnya di Indonesia untuk membangun industri sapi perah di Tanah Air.

Pernyataan itu ia sampaikan untuk memperjelas informasi yang beredar, sehingga tidak salah dalam menangkap pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkait investasi perusahaan Vietnam untuk produksi susu sebesar 1,8 juta ton.

"Perlu ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu," kata Arief dalam keterangan resminya, dikutip dari Antara, Minggu (27/10/2024).  

Baca Juga: Kejar Target Swasembada Pangan dalam 3-4 Tahun, Ini Strategi Mentan Amran Sulaiman

Dengan investasi dari Vietnam, maka produksi susu dalam negeri akan meningkat untuk digunakan dalam program MBG dan mencapai kemandirian pangan.

Ia menjelaskan, investor asal Vietnam kini tengah menjajaki peluang investasi industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Mereka rencananya akan mengelola lahan seluas 10.000 hektare dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diproyeksikan akan menghasilkan produksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.

"Target produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut," ujarnya. 

"Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun," katanya lagi. 

Baca Juga: Kemenperin Sebut iPhone 16 Belum Boleh Diperjualbelikan di Indonesia, Ini Sebabnya

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Antara


TERBARU