Lestari Summit 2024: Investasi Ekonomi Hijau Ciptakan 7-10 Kali Lipat Lapangan Kerja Lebih Besar
Ekonomi dan bisnis | 22 Agustus 2024, 00:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Tim Pelaksana Program Sustainability Development Goals (SDGs) Indonesia Vivi Yulaswati menyatakan, investasi hijau bisa menciptakan 7-10 kali lipat lapangan kerja lebih besar dibandingkan investasi konvensional.
Bahkan diproyeksikan ada 1,8 hingga 2,2 juta lapangan kerja tambahan di tahun 2060, yang dihasilkan dari sektor energi terbarukan, teknologi kendaraan listrik (EV), efisiensi energi, pemanfaatan lahan, dan peningkatan pengelolaan limbah.
Lapangan kerja yang dihasilkan adalah pekerjaan hijau atau green jobs. Vivi mengatakan, Hal inilah yang tengah diupayakan pemerintah Indonesia.
Pasalnya, kegiatan energi baru terbarukan; efisiensi energi daur ulang; nature- based solution dan kegiatan lainnya; bersifat lebih padat karya daripada gray/brown investment.
Baca Juga: Cerita Komunitas Seni Tani Manfaatkan Lahan Kosong jadi Kebun Sayur Komunal di Lestari Summit 2024
Di Indonesia, saat ini ada 40% perusahaan yang sudah melaporkan telah memiliki strategi green energy.
Lalu 58% perusahaan memiliki tim yang didedikasikan untuk energi hijau.
Ia menilai, peningkatan pekerjaan terkait transisi energi di Indonesia akan terjadi sejalan dengan perkembangan energi terbarukan, didominasi oleh bioenergy dan solar energi dalam 10 tahun pertama.
“Pada 2023 ada 0,63 juta RE (renewable energy) jobs, 2030 ada 0,74 juta RE jobs, dan 2050 ada 1,07 juta RE jobs,” sebut Vivi dalam diskusi yang dipandu Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, di Lestari Summit, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Namun catatannya, momentum tingginya kebutuhan industri akan green jobs itu tidak akan bisa dipenuhi oleh Indonesia, jika tidak ada pelatihan yang mumpuni sejak saat ini.
Baca Juga: Lestari Summit 2024: Neutura Hadapi Kendala Pendanaan untuk Kembangkan Biochar
“Kekurangan tenaga terampil akan meningkat, jika berbagai pelatihan saat ini tidak selaras dengan kemajuan teknologi,” ujar Vivi.
Vivi yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN itu menyampaikan, saat ini bumi sedang mengalami triple planetary crisis.
Yaitu perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan serta hilangnya keanekaragaman hayati.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber :