> >

PBB: Perdagangan Dunia Terguncang akibat Krisis Laut Merah, Ukraina, dan Krisis Air Terusan Panama

Ekonomi dan bisnis | 27 Januari 2024, 02:30 WIB
Terusan Suez di sektor Ismailiya tahun 2015. UNCTAD hari Kamis, (25/1/2024) memperingatkan, perdagangan global terganggu oleh krisis di Laut Merah, perang Ukraina, dan rendahnya tingkat air di Terusan Panama. Akibatnya, biaya pengiriman melonjak tajam, akan menghantam biaya energi dan makanan yang ujungnya risiko inflasi. (Sumber: AP Photo)

PBB, KOMPAS.TV - Badan PBB yang mengurus perdagangan dan pembangunan UNCTAD memperingatkan, perdagangan global terganggu oleh krisis di Laut Merah, perang Ukraina, dan rendahnya tingkat air di Terusan Panama, Kamis (25/1/2024). Akibatnya, biaya pengiriman melonjak tajam, akan menghantam biaya energi dan makanan yang ujungnya risiko inflasi.

Jan Hoffmann, seorang ahli perdagangan UNCTAD memperingatkan, biaya pengiriman yang melonjak tajam akan sangat memengaruhi biaya energi dan makanan yang ujungnya meningkatkan risiko inflasi.

Sejak serangan oleh kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah dimulai pada bulan November, kata Hoffmann, pemain utama dalam industri pelayaran berhenti melewati Terusan Suez di Mesir, jalur air kritis yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah dan menjadi rute vital bagi energi dan kargo antara Asia dan Eropa.

Terusan Suez menangani 12 hingga 15 persen perdagangan global tahun 2023. Tetapi, UNCTAD memperkirakan volume perdagangan yang melalui jalur air tersebut turun 42% dalam dua bulan terakhir, kata Hoffmann.

Sejak November, kelompok Houthi di Yaman melancarkan setidaknya 34 serangan terhadap pengiriman melalui jalur laut menuju Terusan Suez.

Kelompok Houthi menyatakan mendukung Palestina dan bersumpah untuk terus menyerang hingga perang Israel-Hamas berakhir.

Baca Juga: Kelompok Houthi Tembak Dua Kapal dengan Rudal Anti-Kapal yang Ternyata Membawa Kargo Pentagon

Kegiatan di Terusan Suez. UNCTAD hari Kamis, (25/1/2024) memperingatkan, perdagangan global terganggu oleh krisis di Laut Merah, perang Ukraina, dan rendahnya tingkat air di Terusan Panama, akibatnya biaya pengiriman melonjak tajam, akan menghantam biaya energi dan makanan yang ujungnya risiko inflasi. (Sumber: Daily Sabah)

Amerika Serikat (AS) dan Inggris dengan klaim melindungi kepentingan ekonomi menanggapi dengan serangan menyasar target Houthi, yang cuek dengan serangan tersebut dan terus melancarkan serangan mereka terhadap kapal-kapal yang mereka anggap terkait Israel.

Hoffmann, yang memimpin cabang logistik perdagangan di UNCTAD yang berbasis di Jenewa, mengatakan dalam konferensi pers video bersama wartawan PBB bahwa serangan Houthi terjadi pada saat rute perdagangan utama lainnya juga mengalami tekanan.

Perang Ukraina selama hampir dua tahun sejak serangan Rusia pada 24 Februari 2022, dan ketegangan geopolitik lainnya, telah mengubah rute perdagangan minyak dan biji-bijian, termasuk melalui Laut Hitam, katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press / Anadolu


TERBARU