> >

Pasokan Berkurang, Mendagri Minta Pemda Jaga Stabilitas Harga Beras

Ekonomi dan bisnis | 29 Agustus 2023, 13:00 WIB
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan para kepala daerah untuk menjaga stabilotas harga beras di wilayahnya. Pasalnya, kenaikan harga beras akan sangat mempengaruhi tingkat inflasi. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan para kepala daerah untuk menjaga stabilitas harga beras di wilayah masing-masing.

Tito mengatakan kenaikan harga beras terjadi karena pasokan dalam negeri yang berkurang akibat dampak El Nino, ditambah kebijakan sejumlah negara yang membatasi ekspor beras mereka.

Seperti India yang tidak melakukan ekspor beras karena lebih memprioritaskan kepentingan dalam negerinya. Begitu juga dengan Thailand dan Vietnam.

"Beras menjadi komoditas penting yang perlu dijaga, apalagi banyak daerah yang sudah mulai mengalami kekeringan karena dampak El Nino," kata Tito dalam siaran persnya, Senin (28/8/2023). 

Baca Juga: Musim Kemarau Harga Beras Kian Mahal, Ada yang Tembus Rp15.000 Per Kilogram

Tito mengatakan beberapa negara lain hanya mengeskpor beras premiumnya dan menggunakan beras jenis medium untuk kebutuhan dalam negerinya. 

Kondisi ini tentu membebani pemerintah karena selama ini Indonesia mengimpor beras jika pasokan dalam negeri tak cukup.

Tapi jika beras impor harganya mahal, pemerintah harus memberikan subsidi agar beras tetap terjangkau warga.

“Strateginya seperti itu, jadi kita membeli premium, tapi mau melakukan subsidi kepada rakyat kita, nah repot,” ujarnya.

Tito mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan Bulog untuk menjaga dan memperkuat cadangan beras terutama di puncak terjadinya El Nino pada Agustus sampai September 2023. 

Presiden Jokowi, kata di, juga menargetkan pemerintah harus memiliki stok beras yang aman lebih kurang 2 juta ton pada Oktober sampai Desember.

Ia menerangkan, Bulog telah melakukan intervensi dengan stok yang ada dengan melakukan gerakan pasar murah dan penyaluran cadangan beras pemerintah. 

Baca Juga: Buwas Minta Warga Tak Panic Buying dan Timbun Beras, Bulog Sediakan Beras Premium Rp47.500 per 5 Kg

Termasuk melakukan penyebaran stok terutama ke daerah-daerah yang defisit, dengan data dari masing-masing daerah yang sudah dihimpun.

“Apakah stok per hari ini dan stok sampai dengan akhir tahun itu kira-kira bisa aman untuk beras? Relatif diperkirakan aman, kita doakan karena ini juga masih berjuang," sebut Tito. 

Dia meminta bantuan kepada penegak hukum dan pengawas dari TNI/Polri, termasuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait masalah distribusi.

“Itu rantainya cukup panjang, jangan sampai tidak lancar, ditahan, ditimbun, dan kemudian harganya naik, ini bisa saja terjadi, ini perlu kita awasi sama-sama,” ucapnya. 

Selain beras, Tito menilai pemda juga harus memonitor ketersediaan bahan pangan lainnya akibat dampak El Nino.

Upaya ini diperlukan meski suplai komoditas pangan, dari data yang ada, sampai akhir tahun 2023 tergolong cukup. 

Baca Juga: ASEAN-BAC: Ketua Kadin Sebut Rishi Sunak, Fumio Kishida, Hingga Tony Blair akan Hadir di Indonesia

"Meskipun diperkirakan cukup bahan pangan, ini sangat dinamis situasinya karena ada El Nino. Selain itu, juga cuaca yang lain gangguan seperti ombak, kemudian juga ada masalah di luar negeri karena El Nino," jelasnya. 

Selain India yang membatasi ekspor beras, ada Rusia dan Ukraina yang membatasi ekspor gandum. 

"Kita tahu dua-duanya itu adalah dua negara sumber kita untuk impor gandum. Rusia sudah menutup kembali pelabuhan di Ukraina, yang tadinya disepakati untuk dibuka untuk menyuplai data. Ini pengaruh besar sekali," kata Tito.

Dia meminta pengecekan dilakukan tidak hanya pada kecukupan dalam hal kuantitas, tetapi juga soal distribusi serta kenaikan dan penurunan harga.

Pemda juga diminta harus cepat melakukan intervensi ketika terjadi kekurangan pangan, kekurangan suplai, atau kenaikan harga komoditas tertentu.

"Apapun datanya, pemda ini perlu betul-betul nomor satu adalah komunikasi publik. Semuanya harus sama, yaitu ketersediaan bahan pangan cukup sampai dengan akhir tahun," ujarnya. 

Dalam rangka menghadapi El Nino, Mendagri mendorong pemda untuk memperkuat cadangan dan ketersediaan air di daerah masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan daya simpan air dalam sistem irigasi, serta memanfaatkan embung-embung atau kolam yang ada.

Baca Juga: Luhut Ungkap Ada yang Minta LRT Jabodebek Pakai Kereta Impor saat Awal Pembangunan Proyek

Tito juga mengingatkan agar masalah pangan di daerah tidak dibiarkan berjalan sendiri atau autopilot

"Tolong pemda jangan sampai autopilot, masyarakat autopilot seperti tidak ada pemerintahan. Cek betul, yakinkan rakyat masing-masing cukup air. Silakan lakukan terobosan kreatif untuk itu. Tiap daerah berbeda-beda," ungkapnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU