Layanan BSI Eror, Rektor ITB Ahmad Dahlan Buat Surat Terbuka untuk BSI dan Erick Thohir
Perbankan | 11 Mei 2023, 12:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkann membuat surat terbuka kepada Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Menteri BUMN Erick Thohir, atas gangguan layanan BSI sejak Senin (8/5/2023).
Ia mempertanyakan lambannya penanganan gangguan layanan BSI. Mulai dari aplikasi mobile banking BSI, ATM BSi, hingga transaksi di teller bank.
"Maka saya harus menyuarakan ini ke pada pemerintah, terutama ke Menteri BUMN, dan petinggi BSI serta pihak terkait dengan BSI," ujarnya dalam surat terbukanya, Kamis (11/5/2023). .
Baca Juga: Repotnya Nasabah Saat BSI Gangguan, Sampai Beralih Buka Rekening Bank Lain
Ia meminta masalah ini segera diselesaikan, karena bisa menjadi citra buruk bagi BSI. Apalagi punya mimpi menjadi bank Islam terbesar ke-10 di dunia dan 5 besar di Tanah Air.
Mukhaer menyinggung aset BSI yang telah mencapai Rp277 triliun dan ekuitas perusahaan sebesar Rp26 triliun.
"Maka dengan kejadian ini, akhirnya kami mulai ragu terhadap kapasitas manajemen BSI. Sebagai bagian komponen ummat, masalah ini harus segera dituntaskan, secepatnya, karena bagian dari ikhtiar dan jihad kita semua," ucapnya.
Menurut Mukhaer, banyak nasabah BSI yang tidak punya rekening bank lain. Sehingga dengan adanya gangguan BSI, gaji, upah, honor, dan transaksi lainnya tidak bisa diproses.
Ia mengatakan, banyak di antara mereka adalah nasabah ultramikro, mikro, dan kecil, bahkan berpenghasilan rendahan. Mereka juga memiliki anak, saudara, dan keluarga yang butuh pembayaran.
Baca Juga: BSI Selidiki Dugaan Serangan Siber yang Bikin Mobile Banking Sampai Layanan Teller Eror
"Berapa kerugian mereka? Berapa dampak sosial dan psikologis mereka akibat tidak bisa bertransaksi? Sampai kapan mereka hilang kesabarannya?" sebutnya.
Di sisi lain, Mukhaer yang juga pimpinan Muhammadiyah, menyebut kerugian yang dialami Amal Usaha Muhammadiyah. "Saya sebagai pimpinan di salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang memiliki ratusan dosen, karyawan, dan staf serta mitra yang bertransaksi loyal sebagai nasabah BSI yang terhormat, hampir tiap saat, mereka minta pejelasan ke saya tentang masalah dan keberadaan BSI ini,"
Mukhaer menyayangkan belum adanya permintaan maaf secara terbuka dan transparan dari manajemen BSI. Bahkan, pihak pemerintah sebagai inisiator pendirian BSI, ia nilai hanya diam seribu bahasa.
Begitu juga petinggi Kementerian BUMN sebagai operator penggabungan 3 bank syariah menjadi BSI.
"Mereka semua hanya mengambinghitamkan para hacker atau pelaku serangan siber, sehingga berdampak down-nya sistem transaksi. Manajemen BSI hanya ngomong akan diselesaikan bertahap," tuturnya.
"Padahal mereka digaji tinggi, dihonor besar, dan pelbagai fasilitas yang diterima dari nasabah-nasabah kecil dan miskin. Kalau mereka tidak memiliki rasa malu, pasti akan terus menerus mencari kambing hitam dan tidak mau tanggungjawab serta tidak akan mau mengalkulasi berapa besar kerugian finansial, sosial, dan psikologis nasabah," lanjutnya.
Mukhaer lantas mengutip pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang menjelaskan hak nasabah atau konsumen untuk dilindungi.
Baca Juga: Dirut BSI Minta Maaf Atas Layanan Eror, Tegaskan Jaga Keamanan Data Nasabah
Begitu juga peraturan turunannya, di mana pihak pelaku usaha, termasuk manajemen bank, harus melindungi dan bertanggungjawab terhadap nasib konsumen yang dirugikan.
Mukhaer juga menyebut aturan Otoritas Jasa Keuangan dalam POJK No. 6/POJK.07/2022 yang secara eksplisit menjelaskan tentang perlindungan konsumen dan masyarakat di sektor jasa keuangan.
Begitu juga dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen Bank Indonesia.
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meminta maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI, sekaligus menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan dana dan data milik nasabah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
Baca Juga: Rekrutmen Bersama BUMN Dibuka Hari Ini! Cek Info Pendaftaran, Tahapan Seleksi hingga Penilaian
“Atas nama BSI, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah, karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023. Proses normalisasi layanan BSI telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” kata Hery dalam keterangan resminya kepada media, Rabu (10/5/2023).
Hery menjelaskan, pada Selasa (9/5), BSI telah berhasil melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang, sehingga nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masih pada hari yang sama, Selasa (9/5) malam, secara bertahap layanan fitur-fitur dasar BSI Mobile juga sudah dapat diakses oleh nasabah.
Lalu pada Rabu (10/5) kemarin pukul 14.00 WIB, perusahaan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi yang berdampak pada layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu, yakni layanan di cabang, BSI Mobile, maupun ATM BSI di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus memberikan informasi terkini, sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan normal,” ujar Hery.
Baca Juga: Tips Mendaftar dan Tes Online Rekrutmen Bersama BUMN Agar Tidak Di-blacklist
Pihaknya juga akan menyelidiki dugaan serangan siber terhadap sistem BSI.
“Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” ucapnya.
Ia menegaskan komitmen BSI sebagai institusi perbankan untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan siber, terutama demi kepentingan nasabah.
BSI juga mengingatkan nasabah untuk terus menjaga kewaspadaan dan berhati-hati terhadap berbagai bentuk modus penipuan serta kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.
“Sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada BSI,” tutupnya.
Dugaan serangan siber terhadap sistem BSI sebelumnya juga diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Diintimidadi Pasca Lapor Pungli, Husein Ali Mengundurkan Diri
"Ada serangan, saya bukan ahlinya. Disebutkan ada tiga poin apalah itu sehingga mereka down hampir satu hari," kata Erick kepada wartawan di Labuan Bajo, NTT, Rabu (10/5).
"Laporannya seperti itu. Kemarin saya sudah cek dengan tim kami, memang ada serangan seperti itu," tambahnya.
Namun dengan adanya gangguan ini, Erick menilai bisa menjadi momentum BSI untuk memperbaiki sistem teknologi informasi mereka.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :