Impor Beras ke Indonesia akan Dihentikan setelah Beras Cadangan Pemerintah Mencukupi
Ekonomi dan bisnis | 18 April 2023, 05:25 WIBJAKARTA, KOMPS.TV - Wacana impor beras sebanyak 2 juta ton akan segera dihentikan pemerintah, setelah pasokan dalam negeri sudah mencukupi.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, kuota impor sebesar 500.000 ton kini sedang berjalan.
Namun, kebutuhan selanjutnya akan ditinjau ulang dengan mempertimbangkan kemampuan pengadaan dalam negeri.
“Targetnya 500.000 ton masuk dulu. Kalau proses Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri potensinya bagus, begitu kita yakin bisa penuhi dari dalam negeri, otomatis 500.000 ton ini jalan, (sementara) sisanya ditunda dulu,” kata Ketut dikutip dari Kompas.id, Senin (17/4/2023).
Terhitung mulai Sabtu (15/4/2023) kemarin, CBP baru mencapai 222.554 ton setara beras dari target sebesar 2,4 juta ton.
Baca Juga: Perum Bulog Subdivisi Regional Lhokseumawe Menerima Beras Impor dari Vietnam Sebanyak 7.500 Ton
Kemudian pemerintah perlu segera mendistribusikan sekitar 640.590 ton beras untuk 21,35 juta keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) yang masing-masing keluarga menerima 10 kilogram untuk kebutuhan selama Maret-Mei 2023.
Ketut berharap dalam waktu tiga bulan ke depan, produksi dari daerah-daerah yang termasuk dalam Kerangka Sampel Area (KSA) yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) membaik. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan tiba pada April 2023 dan memuncak pada Agustus 2023.
“Kalau tidak ada puso, Bulog bisa menyerap (CBP) dengan baik dan impor harus stop. Kalau belum, keran impor harus tetap kita buka. Dengan begitu, intervensi stabilisasi harga bisa tetap dilaksanakan. Tahun 2023 ini penuh tantangan, tetapi kita harus mulai,” kata Ketut.
Kepala Divisi Pengadaan Pangan Lain Perum Bulog Yayat Hidayat F mengatakan, pengadaan beras dalam negeri untuk stok CBP membaik pada April 2023, yakni dengan jumlah mencapai 128.255 ton. Jumlah ini meningkat lebih dari 50 persen dari 80.605 ton pada bulan sebelumnya.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas.id