Puasa Bermanfaat untuk Kesehatan Mental, Dosen Psikologi Unair: Asalkan Tetap Jaga Kondisi Tubuh
Kesehatan | 17 April 2022, 15:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Siapa sangka, ibadah puasa yang kini tengah dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia selama bulan Ramadan, ternyata memiliki kebermanfaatan untuk kesehatan mental.
Ya, menurut dosen Departemen Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana, proses puasa yang tepat itu menyimpan manfata dari segi psikologis.
Namun, Atika menambahkan, ada beberapa hal yang mesti dicapai atau diperhatikan oleh seseorang agar memperoleh manfaat tersebut.
"Artinya tetap menjaga kondisi kesehatan secara umum, bukan hanya mengandalkan puasa. Jadi, bukan berarti puasa itu satu-satunya cara untuk membuat ketahanan mental (terjaga)," jelas Atika, mengutip situs resmi Unair, Minggu (17/4/2022).
Baca Juga: Curhat Bisa Membantu Jaga Kesehatan Mental, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan
Memperbaiki mood dengan puasa
Dalam kacamata psikologis, lanjut Atika, puasa dapat memperbaiki mood atau suasana hati karena hormon-hormon yang berkaitan dengan stres akan menurun.
"Di saat yang sama, hormon yang berhubungan dengan rasa bahagia itu meningkat ketika orang berpuasa," terang Atika yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Psikologi Unair.
Puasa dapat mengembalikan kualitas tidur
Selanjutnya, puasa juga mampu berperan layaknya fitur factory reset dalam ponsel pintar, karena dapat mengembalikan kualitas tidur atau istirahat seseorang.
Dengan berpuasa, kata Atika, kualitas tidur akan membaik sebab tubuh akan mengikuti pola atau alarm istirahat yang benar.
"Sehingga, ritme sirkadian (siklus tidur-bangun) atau perubahan fisik, mental, dan perilaku yang mengikuti siklus 24 jam dan bertanggung jawab ke jam tidur itu diaktifkan kembali," ujar Atika.
Baca Juga: Benarkah Minum Es saat Buka Puasa Berbahaya? Begini Faktanya
Puasa sebagai penahan segala jenis emosi atau hawa nafsu
Menahan hawa nafsu memang sudah menjadi bagian dari ibadah puasa, dan ternyata hal itu juga berguna untuk meningkatkan kontrol diri serta kepekaan sosial.
Menurut Atika, puasa dapat memandu diri ini untuk mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang lebih konstruktif.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV