> >

Masjid Jami Al Atiq Tebet, Sejarah Sultan Hasanuddin Lawan Belanda hingga Saksi Pelarian Si Pitung

Cerita | 25 April 2021, 11:00 WIB
Masjid Jai Al Atiq Tebet (Sumber: Wartakotalive / WIA.ID)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keberadaan Masjid Jami Al Atiq di Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, ternyata menyimpan banyak aksi sejarah. Mulai dari tempat pelarian jagoan Si Pitung, hingga Sultan Hasanuddin yang sempat dipukul mundur oleh Belanda.

Masjid yang berada tidak jauh dari aliran Sungai Ciliwung tersebut sudah berdiri sejak abad ke-17 tepatnya tahun 1632. Ketika itu masjid yang ada seperti seksrang hanya lah sebuah langgar.

Pengurus Masjid Al Atiq Tebet, Yus Holungo menceritakan dulunya di sekitar Tebet menjadi tempat persinggahan para saudagar karena ada dekat Sungai Ciliwung.

Baca Juga: Penggunaan Toa Masjid saat Membangunkan Sahur, MUI: Jangan Berlebihan, Lakukan Lebih Bermartabat

Hingga suatu ketika Sultan Mahmud Hasanuddin yang berasal dari Banten hendak menyerang para penjajah Belanda yang berada di Batavia sekitar tahun 1638.

“Tapi ketika itu pasukan Sultan Hasanudin dipukul mundur. Tahun itu Belanda punya senjata lebih canggih,” ungkap Yus, Kamis (22/4/2021) kepada Wartakotalive.

Setelah itu, Sultan Hasanuddin bersama pasukannya pun mundur dengan menyusuri Sungai Ciliwung. Sejak itu mereka pun bertahan di sana untuk beberapa lama di sekitar lokasi.

“Selama di sana mereka gunakan langgar ini (lokasi masjid Jami Al Atiq) sebagai tempat sembahyang karena kan di sana waktu itu nggak ada tempat lain, masih hutan,” sambungnya.

Bangunan langgar tersebut sangat sederhana dan kecil. Alhasil Sultan Hasanuddin bersama pasukannya mengubah langgar itu menjadi sebuah masjid sebelum kembali ke Banten.

“Sama pasukan Sultan Hasanuddin diperbaiki, kan sekitar sini dulu masih banyak hutan. Jadi dikenal sebagai peninggalan Sultan Hasanuddin,” ucap Yus.

Penulis : Ade-Indra-Kusuma

Sumber : Kompas TV


TERBARU