Meleset dari Perkiraan Sri Mulyani dan BI, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Ekonomi dan bisnis | 5 Agustus 2020, 13:41 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi alias tumbuh negatif atau minus 5,32 persen secara tahunan (year on year).
Pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi cukup dalam ini merupakan pertama kalinya sejak periode 1998 atau ketika Indonesia mengalami krisis moneter.
Jika dibandingkan pada kuartal I 2020 atau sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 juga terkontraksi alias minus 4,19 persen.
Baca Juga: Diumumkan Hari Ini, Indonesia akan Masuk Jurang Resesi?
Kepala BPS, Suhariyanto, menyebutkan PDB Indonesia periode April sampai Juni 2020 terkontraksi minus 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year).
"Ini karena dampak Covid-19 yang begitu dahsyatnya sehingga ekonomi Indonesia terkontraksi pada kuartal II-2020," kata Suhariyanto dalam konferensi persnya di Jakarta pada Rabu (5/8).
Padahal sebelumnya di kuartal I-2020, ekonomi Indonesia masih berhasil tumbuh positif 2,97% yoy. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester I 2020 terkontraksi 1,26% year on year.
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diumumkan BPS berbeda dari prediksi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: Karena Virus Corona, BPS Perpanjang Waktu Sensus Penduduk Online Hingga 29 Mei 2020
Diketahui, Sri Mulyani sebelumnya memprediksi ekonomi Indonesia akan tertekan cukup dalam sampai ke titik minus 4,3 persen.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV