China-Amerika semakin memanas, Jokowi Ambil Tindakan Untuk Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi dan bisnis | 28 Juli 2020, 15:16 WIBBOGOR, KOMPASTV – Sebanyak 215 negara, termasuk Indonesia, mengalami kontraksi dalam pertumbuhan ekonominya pada tahun ini akibat pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Menurut Presiden, sejumlah lembaga internasional memprediksi situasi pertumbuhan ekonomi global saat ini masih sangat dinamis.
"Saya enggak tahu apakah ini akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali. Begitu juga dengan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara juga berubah-ubah," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 Juli 2020
Dari rilis yang ditulis Kementerian Sekretariat Negara menuliskan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 3 besar setelah Tiongkok dan India.
Ekonomi Tiongkok diprediksi masih tumbuh 1,5 persen, disusul India yang diprediksi akan tumbuh 1,2 persen, lalu Indonesia di posisi 0,5 persen.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Ekonomi RI akan Pulih Tercepat Setelah China
"Tetapi dengan perubahan-perubahan yang semakin buruk tadi, kita juga belum mendapatkan angka-angka yang paling akhir berapa posisi negara kita pertumbuhan ekonominya di tahun 2020," kata Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, hal tersebut akan berimbas pada situasi geopolitik global.
"Apa yang ingin saya sampaikan dengan kondisi yang ada? Hati-hati ini sudah mengimbas kepada geopolitik global. Ini semuanya harus tahu, Laut China Selatan mulai memanas, China-Amerika semakin memanas," kata Presiden.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Kita Harus Waspada Risiko Gelombang Kedua Pandemi Covid-19
Penulis : Yuilyana
Sumber : Kompas TV