Pandemi dan Ujian Skill Tingkat Dewa Menkeu Sri Mulyani
Ekonomi dan bisnis | 17 Juni 2020, 16:13 WIBUntungnya, masih menurut Menkeu, berdasarkan hasil asessment terkini, terdapat indikasi bahwa kinerja di kuartal II lebih baik dibanding hasil asessment Mei 2020 dan itu memberikan optimisme bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di 2020.
Akan tetapi, ekonom punya hitungan yang pesimistis. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata memprediksi, pada kuartal II ini ekonomi Indonesia akan tumbuh negative 2%-3%.
“Data-datanya memperkuat bahwa kuartal II, growth berpotensi tumbuh negatif. Retail sales drop, automotive sales drop, inflasi rendah, indeks kepercayaan konsumen turun dalam, penjualan semen turun, impor turun tajam. Dan penyaluran bansos dan JPS pun belum efektif. Mudah-mudahan kuartal III lebih,” jelas Josua Kepada KompasTV.
Secara satu tahun penuh, Josua memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh antara 0% sampai 0,5%.
Fase terberat ekonomi, sudah pasti harus dijalani. Pemerintah meyakinkan, seluruh APBN akan fokus untuk mengurangi tekanan yang begitu hebat di kuartal II. Kini Indonesia masuk masa transisi, dari nyaris tak ada aktivitas, menjadi kegiatan ekonomi terbatas.
Indonesia tidak sendiri. Semua negara dihadapkan dengan “new normal ekonomi”. Negara adidaya Sekelas Amerika Serikat yang ekonominya USD 18 triliun saja, punya utang USD 21 triliun. Yang perlu disadari bersama, ekonomi Indonesia bisa bangkit, bergantung pada kedisiplinan tiap individu mematuhi protokol kesehatan. (Dyah Megasari, Jurnalis Kompas Tv)
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV