> >

Industri Farmasi Tercekik Oleh Virus Corona

Kompas bisnis | 3 Maret 2020, 10:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sktor farmasi merupakan salah satu industri yang paling terpukul oleh virus Corona. 

Selain kesulitan memperoleh bahan baku, pelemahan kur rupiah juga menambah tekanan produsen obat-obatan dalam negeri.

Industri farmasi ikut tercekik virus COVID-19 alias virus Corona.

Suplai bahan baku tersendat, karena enam puluh persen diantaranya bergantung pada impor langsung dari Tiongkok. Belum lagi impor dari negara lain.

Tahun 2019, total Indonesia meng-impor 912,2 juta dollar Amerika Serikat untuk farmasi, 1,3 miliar dollar untuk Atsiri atau Resinoid dan 1,8-9 miliar untuk produk kimia lainnya.

Gabungan perusahaan farmasi indonesia, mengatakan harga bahan baku asal Tiongkok sudah naik hingga 40 persen, akibat terkendala proses produksi dan distribusi.

Pelemahan kurs rupiah pun kini menambah tekanan pada industri farmasi.

GP farmasi melihat pelunasan tagihan BPJS kesehatan menjadi salah satu cara untuk menjaga "Cash Flow" industri farmasi. 

Apalagi, pasokan farmasi dan obat-obatan, kian sulit.

Tidak hanya industri farmasi, sektor lain juga merasakan tekanan akibat ketergantungan bahan baku impor. 

Menjaga daya beli masyarakat, agar permintaan dalam negeri terjaga, bisa menjadi penggerak roda manufaktur.
 
di sisi lain, insentif fiskal dapat dipercepat, termasuk strategi menurunkan pajak penghasilan badan.
 
Pieter menambahkan, jika tidak ada kebijakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi tahun ini, berpotensi menukik di bawah 5 persen.


 

Penulis : Merlion-Gusti

Sumber : Kompas TV


TERBARU