Begini Hitung-hitungan Jumlah Penumpang Terlantar Kalau Impor KRL Gagal Tahun Ini
Ekonomi dan bisnis | 7 Maret 2023, 10:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kepastian impor kereta dari Jepang masih akan menunggu hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) keluar. Jika impor kereta gagal, akan ada banyak penumpang yang terlantar.
Vice Presiden Public Relations Joni Martinus menjelaskan, setiap gerbong kereta mengangkut 175 penumpang.
"Kapasitas angkut 1 gerbong itu bisa mencapai 175 lebih kurang. Artinya ya tinggal kita berhitung aja ketika satu rangkaian beberapa gerbong dikali satu gerbong, totalnya berapa. Kemudian gerbong itu secara simultan bolak-balik bisa puluhan ribu penumpang yang bisa diangkut gerbong itu," kata Joni kepada media di Bandung, Senin (6/3/2023).
Joni menyampaikan, pihak KAI mengajukan permohonan impor kereta untuk meningkatkan kapasitas angkut. Sehingga berdampak pada pelayanan kepada masyarakat.
Baca Juga: Penumpang Kereta Tak Perlu Bawa Kartu Vaksin, Karena Migrasi PeduliLindungi ke SatuSehat Lancar
"Karena itu terkait dengan kapasitas angkut. Kita ingin mobilitas masyarakat itu tidak terganggu, pelayanan tetap baik. Kita tahu sendiri kebutuhan masyarakat terhadap KRL sangat tinggi maka tentu kita harus menjaga," ujar Joni seperti dikutip dari Kompas.com.
Sebelumnya, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pihaknya akan melakukan optimalisasi rekayasa pola operasi KRL, selama proses perizinan belum diberikan.
"Saat ini kami melayani lebih dari 800 ribu pengguna per hari (Sebelum pendemi sudah dapat melayani 1,2 juta pengguna per hari)," ucap Anne seperti diberitakan Kompas TV sebelumnya.
Sebagai informasi, impor kereta dari Jepang diajukan oleh KAI, karena beberapa rangkaian kereta sudah tidak bisa digunakan lagi. Namun, izin impor kereta belum keluar karena ada perjanjian kerja sama dengan BUMN produsen kereta, PT INKA untuk memasok kereta untuk kebutuhan dalam negeri.
Tapi, kereta produksi PT INKA itu baru siap 2-3 tahun lagi. mengatakan, pihaknya juga sebenarnya sudah bekerja sama dengan INKA.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.com, Kompas TV